Klojen (malangkota.go.id) – Sebagaimana tertuang dalam misi kedua, Pemerintah Kota Malang berkomitmen untuk mewujudkan masyarakat sejahtera dan mandiri berbasis perekonomian yang mapan dan adaptif. Inilah yang juga disebut sebagai penguatan klaster perekonomian dan kesejahteraan, sebuah pendekatan pembangunan ekonomi yang tidak hanya mengejar pertumbuhan, tetapi juga keberlanjutan dan ketangguhan sosial.

Pernyataan ini disampaikan Wakil Wali Kota Malang, Ali Muthohirin saat membuka Musyawarah Daerah (Musda) Dewan Koperasi Indonesia Daerah (Dekopinda) Kota Malang Tahun 2025 di Kantor Dekopinda Kota Malang, Jalan Panji Suroso No 3 Kota Malang, Selasa (29/4/2025).
Melalui musda ini, Wawali Ali mengajak seluruh pemangku kepentingan koperasi untuk merumuskan langkah-langkah strategis yang mampu mempercepat realisasi misi tersebut. “Koperasi dan UMKM harus terus dikembangkan melalui inovasi model bisnis, transformasi digital, serta peningkatan kapasitas SDM agar bisa bersaing di era ekonomi baru,” tuturnya.
Di sisi lain, hal ini sejalan dengan semangat Dasa Bakti ke-9 yaitu Ngalam Laris, yang berfokus pada pengembangan produk usaha lokal, termasuk fasilitasi permodalan dan pemasarannya. Ngalam Laris bukan sekadar program, tetapi sebuah gerakan kolektif untuk menumbuhkan kebanggaan terhadap produk asli Malang.
Oleh karenanya, diharapkan peran Dekopinda Kota Malang dapat semakin aktif dalam mengedukasi dan mendampingi koperasi serta pelaku UMKM agar mampu menyesuaikan diri dengan tuntutan pasar yang semakin kompetitif. “Pendampingan ini tidak hanya terbatas pada sisi manajerial, tetapi juga mencakup peningkatan mutu produk, legalitas usaha, serta literasi digital agar koperasi dan UMKM mampu naik kelas dan merambah pasar yang lebih luas,” beber Wawali Ali.
Pemkot Malang juga mendorong sinergisitas antara koperasi dengan pelaku usaha lokal dalam membangun rantai pasok berbasis kearifan lokal. “Inilah saatnya kita menunjukkan bahwa koperasi bukan hanya sekadar ‘badan usaha tradisional’, tetapi bisa menjadi motor penggerak ekonomi yang dinamis, inovatif, dan adaptif terhadap perubahan zaman,” harapnya.
Semangat kolaborasi menurut Wawali harus menjadi napas utama dalam setiap langkah pembangunan ekonomi lokal. Pemerintah Kota Malang pun berkomitmen untuk terus memberikan ruang seluas-luasnya bagi inovasi pelaku ekonomi lokal.
Lebih lanjut Wawali Ali mengatakan, Pemkot Malang terus melakukan penguatan infrastruktur pendukung, termasuk penataan pasar rakyat, pembangunan sentra industri kreatif, dan pengembangan kawasan UMKM yang terintegrasi dengan layanan perizinan dan pembinaan yang mudah diakses. “Semua ini dilakukan untuk menciptakan ekosistem usaha yang sehat, aman, dan produktif. Saya juga mengajak seluruh elemen masyarakat, termasuk generasi muda, untuk ikut mengambil bagian dalam konsep Ngalam Laris ini,” ungkapnya.
Budaya membeli dan menggunakan produk lokal pun dikatakannya harus ditumbuhkan sejak dini. “Kita harus bangga memakai produk Malang, mempromosikan karya warga sendiri, dan menjadikan hal tersebut sebagai bagian dari gaya hidup modern yang berkarakter lokal,” ajaknya.
Dalam konteks ini, Wawali Ali menekankan peran koperasi sekolah, koperasi pemuda, dan koperasi berbasis komunitas sangat penting. “Mereka bisa menjadi media pembelajaran dan penguatan ekonomi sejak usia muda. Jika kita ingin membangun kemandirian ekonomi yang berkelanjutan, maka kita harus mulai dari menumbuhkan semangat kewirausahaan sejak dini dan koperasi adalah salah satu jalurnya,” tambahnya.
Wawali pun optimis, dengan sinergi yang solid antara pemerintah, Dekopinda, pelaku koperasi, dan masyarakat, Kota Malang akan mampu menjelma sebagai kota yang tidak hanya maju secara infrastruktur, tetapi juga tangguh secara ekonomi rakyat. “Koperasi yang sehat, UMKM yang kreatif, dan pasar rakyat yang tertata akan menjadi fondasi utama bagi masyarakat yang sejahtera dan mandiri,” pungkas Ali. (say/yn)