Klojen (malangkota.go.id) – Business meeting bertajuk Music Within Us, Activism for Humanity yang digelar Museum Musik Indonesia (MMI) berlangsung hangat penuh semangat. Forum yang digelar di Ruang Sidang Balai Kota Malang, Sabtu malam (12/7/2025) ini dihadiri sejumlah tokoh penting, di antaranya Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak, Wali Kota Malang Wahyu Hidayat, Wakil Wali Kota Malang Ali Muthohirin, Sekda Kota Malang Erik Setyo Santoso, perwakilan kementerian, delegasi UNESCO, serta para penggiat seni dan budaya.

Forum ini pun menjadi salah satu langkah konkret memperkuat posisi Kota Malang dalam jejaring The UNESCO Creative Cities Network (UCCN), khususnya di bidang musik.
Pada kesempatan ini, Wagub Emil Dardak berkesempatan menyanyikan lagu legendaris Sesaat Kau Hadir karya musisi asal Malang, Boedi Bahtiar. Lagu yang pernah ia bawakan bersama Harvey Malaihollo itu sempat populer di tangga lagu nasional dan bahkan menjadi hit di Filipina dalam versi bahasa Tagalog.
“Musik bukan sekadar urusan industri, tapi juga ekspresi kolektif. Kota Malang punya atmosfer luar biasa. Dari sinilah ekonomi kreatif bisa tumbuh dan memberi dampak nyata,” kata Emil.
Ia menambahkan, Jawa Timur ingin mencetak sejarah melalui musik, dan Kota Malang dinilai memiliki potensi besar sebagai penggerak utama. “Kota berbasis musik adalah kota yang memberi ruang kepada musisi dan seniman untuk berkarya. Itulah esensi kota kreatif,” imbuhnya.
Senada, Wali Kota Malang Wahyu Hidayat menegaskan bahwa musik bukan hanya sekadar hiburan, melainkan bagian dari identitas kota, jembatan budaya, sekaligus penggerak ekonomi masyarakat. “Kami percaya bahwa musik adalah jembatan budaya, identitas kota, dan bagian dari potensi ekonomi kreatif,” ujarnya.
Pemkot Malang juga berkomitmen menjadikan kota ini sebagai rumah yang nyaman bagi para seniman, terutama musisi dari berbagai generasi. Sejumlah program telah disiapkan untuk membangun ekosistem musik yang inklusif dan berkelanjutan.
“Mulai dari penyediaan ruang pertunjukan, dukungan terhadap berbagai event, hingga pembinaan musisi muda agar bisa bersaing di tingkat nasional maupun internasional,” tegasnya.
Orang nomor satu di jajaran Pemkot Malang itu juga menyoroti kekayaan ekosistem musik di Malang yang tumbuh dari berbagai lini. Mulai dari komunitas musik kampus, seniman jalanan, studio independen, hingga talenta muda yang potensial tampil di panggung dunia.
Sementara itu, Koordinator Regional untuk Kota-Kota Musik UNESCO wilayah Asia Pasifik, Roonny Loopies, mengapresiasi potensi besar yang dimiliki Kota Malang.
“Potensi ini harus terus dioptimalkan. Ini peluang besar untuk menjadikan Malang sebagai kota kreatif dunia di bidang musik,” tandasnya. (cah/yn)