Klojen (malangkota.go.id) – Dalam rangka memperingati Tahun Baru Islam 1440 Hijriyah, Jumat (5/10) malam di halaman depan Balai Kota Malang diselenggarakan Parade Musik Islami dalam rangka Gebyar Muharram 1440 H / 2018 M. Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, Gebyar Muharram tahun 2018 ini diperingati dengan acara Parade Musik Islami.
Turut menyemarakkan kegiatan ini dari seluruh TK/RA/TA/BA, SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA/SMK Negeri maupun swasta, pondok pesantren, Madrasah Diniyah, serta organisasi masyarakat NU & Muhammadiyah Kota Malang.
Semangat Muharram adalah semangat perdamaian dengan melakukan pengendalian diri demi terciptanya ketentraman hidup, baik fisik, sosial, maupun spiritual. Kegiatan ini juga untuk menjalin silaturahmi, persatuan dan kesatuan untuk meningkatkan solidaritas intern umat Islam di Kota Malang, mengokohkan tegaknya amar ma’ruf nahi mungkar demi terwujudnya Kota Malang Bermartabat.
Pembacaan ayat suci Al-Quran yang meneduhkan hati dibacakan oleh duet qari Ahmad Zaki Lutfi dan Ahmad Fauzan. Selain Wali Kota Malang beserta Ketua TP PKK Kota Malang, acara kali ini juga dihadiri oleh jajaran Forkopimda Kota Malang, Wakil Wali Kota Malang beserta ibu, Sekda Kota Malang beserta ibu, Kepala KUA se-Kota Malang dan Kantor Kementerian Agama Kota Malang, serta perangkat daerah Kota Malang.
Wali Kota Malang, Drs H. Sutiaji dalam sambutannya berharap agar penggunaan nama bulan Hijriyah juga digunakan dalam semua aktivitas di Kota Malang. “Insyaallah hampir seluruh masyarakat Bumi Arema kurang lebih 87 persen Islam. Setelah itu tugas kita adalah mengenalkan bulan-bulan atau kalender Hijriyah. Kita lebih kenal dengan Januari, Februari, Maret dan seterusnya ketimbang kita kenal bulan Hijriyah. Yang kenal biasanya Ramadhan, Dzulhijjah setelah Ramadhan, Syawal, Dzulkaidan, Dzulhijjah dan Muharram juga tidak pernah membiasa. Maka mohon nanti ketika acara-acara di balai kota tolong dicantumkan bawahnya Hijriyah,” urainya.
Selanjutnya nanti tanggal 22 Oktober adalah Hari Santri, Wali Mota Malang akan menginisiasi Upacara Hari Santri di Kota Malang. “Wali kota-nya sarungan, Pak Sekda-nya sarungan. Hari Santri karena sesungguhnya tidak ada kemerdekaan kalo tidak dari kelompok Hizbullah yang diprakarsai oleh para santri dengan slogan Hubbul Wathon Minal Iman itu hanya santri, cinta tanah air adalah bagian dari iman sehingga menggelora rasa patriotisme. Mudah-mudahan ke depan ini akan terus gayung bersambut,” imbuh Sutiaji.
Rentetan bencana alam yang terjadi di Indonesia akhir-akhir ini seperti gempa di Donggala, tsunami di Palu dan gempa Lombok juga memunculkan ide gagasan untuk gerakan seribu rupiah untuk Palu dan Lombok per-kepala Keluarga (KK) dalam seminggu. Jumlah KK Kota Malang berjumlah 300 KK, sehingga dalam satu hari akan terkumpul 300 juta per-hari. Besarnya potensi itu akan lebih mudah mengatasi berbagai persoalan yang terjadi di bangsa ini.
Pembukaan secara simbolis Parade Musik Islami dalam rangka Gebyar Muharram 1440 H dilakukan dengan membunyikan rebana secara bersama-sama oleh jajaran Forkopimda yang hadir dengan melantunkan salawatan dan dilanjutkan dengan doa bersama dengan dipimpin oleh Ketua Tanfidziyah PCNU Malang Dr. KH. Isroqun Najah.
Tampil dalam Parade Musik Islami kali ini tarian sufi dari gubuk sufi dan terbang jidor dari Yonif Mekanis 512 Marabunta yang membawakan lagu zaman wis akhir berkolaborasi dengan tarian sufi. (say/yon)