Malang, (malangkota.go.id) – Berbagai ornamen khas Imlek yang dominan berwarna merah menghiasi Klenteng Eng An Kiong Kota Malang. Banyak lampion maupun lilin dengan berbagai ukuran menyala di setiap sudut klenteng.
Sejak pagi hari ini, Selasa (1/2/2022) umat Tridharma, yaitu Taoisme, Konghucu, dan Budha datang bergantian dan menjalankan sembahyang di klenteng yang terletak di Kelurahan Kota Lama ini.
Tepat pukul 10.00 WIB tadi, Klenteng Eng An Kiong menggelar sembahyang bersama dalam rangka Hari Raya Imlek. Upacara peribadatan ini digelar secara terbatas, hanya 30 orang yang sudah terdaftar saja.
“Yang ikut sembahyang bersama kami batasi 30 orang tok (saja), kalau tidak terdaftar kami tolak,” kata Herman Subianto, pengurus Yayasan Klenteng Eng An Kiong Kota Malang.
Lebih lanjut, Herman menerangkan bahwa pembatasan umat yang mengikuti sembahyang bersama ini, memang merupakan salah satu protokol kesehatan yang ditetapkan oleh pengurus Yayasan Eng An Kiong. Meski ada pembatasan, umat tetap bisa datang dan sembahyang secara pribadi. Pembatasan ini diharapkan tak akan mengurangi sedikitpun makna ibadah yang digelar.
Protokol kesehatan lainnya juga diterapkan dengan ketat, seperti cek suhu tubuh, memakai masker, dan mencuci tangan. Tak seperti perayaan Imlek sebelum pandemi, tahun ini pihak yayasan tidak menyelenggarakan pertunjukan barongsai, wayang potehi, dan pembagian lontong cap go meh.
“Imlek tahun ini doa khusus yang kami lantunkan, agar negara kita ini terhindar dari bencana alam dan petaka. Selain itu, kami juga berdoa agar Covid-19 ini bisa segera berlalu,” tutupnya. (ari/ram)