Malang, (malangkota.go.id) – Wakil Wali Kota Malang Ir. H. Sofyan Edi Jarwoko mengapresiasi atas digelarnya seminar kebangsaan di Gedung Kartini, Senin (27/6/ 2022) yang diadakan oleh Kodim 083 Kota Malang. Pada seminar bertemakan meningkatkan kesadaran bela negara dalam menangkal paham radikalisme dan terorisme ini melibatkan berbagai unsur elemen masyarakat, seperti tokoh agama. tokoh masyarakat, organisasi kepemudaan, mahasiswa, aparatur sipil negara (ASN) dan praktisi pendidikan.
Menariknya, pada momen ini juga menghadirkan lima orang mantan narapidana teroris, yang membagikan ceritanya kenapa mereka akhirnya berada di jalan yang salah dan melakukan tindak intoleransi. Disampaikan pria yang akrab disapa Bung Edi itu, acara ini sangat mengena karena memang disampaikan secara langsung oleh para pelaku dengan contoh-contoh konkrit.
Menurut pria berkacamata itu, semua yang disampaikan tersebut dapat dilihat di berbagai media, seperti hancurnya sebuah negara akibat dari tindak radikalisme dan terorisme. “Untuk mengembalikan itu bukan main, dan saya kira ini sangat bagus untuk dilaksanakan secara intens dan ada tindak lanjut setelah pelaksanaan seminar,” imbuh Bung Edi.
Lebih jauh Wawali Edi mengatakan, penanaman dan penguatan rasa nasionalisme serta patriotisme harus terus digaungkan kepada semua generasi bangsa sejak dini. Sehingga hal ini akan menjadi salah satu upaya dalam menangkal dan mencegah terjadinya pemicu tindak intoleransi. “Hal tersebut menjadi tugas dan tanggung jawab bersama untuk mewujudkan, termasuk para orang tua,” paparnya.
Sementara itu, Komandan Kodim 0833 Kota Malang Letkol Kav Heru Wibowo Sofa mengatakan, seminar kebangsaan ini dalam rangka menindaklanjuti program dari Mabes TNI-AD yang bekerja sama dengan Badan Intelijen Strategis (BAIS) TNI. Disampaikannya, seperti halnya di daerah lain di Kota Malang masih rawan terjadi tindak intoleransi, yaitu radikalisme dan terorisme.
Sebagai kota berlabel kota pendidikan yang dihuni ratusan ribu pelajar dan mahasiswa, serta yang didukung kemajuan teknologi informasi menjadi salah satu faktor pemicu tindak intoleransi tersebut. “Oleh sebab itu, berbagai pihak harus turut berupaya dalam mencegah berbagai tindak anti nasionalisme atau gerakan penganut sayap kiri itu,” urainya Heru.
“Dengan menghadirkan narasumber yang kompeten dan para ex napiter (narapidana terorisme) dimaksudkan untuk menyadarkan berbagai elemen masyarakat jika tindakan mereka yang melawan hukum itu tidak benar. Dengan merangkul mereka, maka akan turut menguatkan pentingnya bela negara dan cinta NKRI guna terus menumbuhkan nasionalisme serta patriotisme khususnya di kalangan generasi muda. Begitu juga bagi peserta seminar yang nantinya akan menjadi ujung tombak dalam melahirkan dan memperkokoh sikap-sikap tersebut,” pungkasnya. (say/ram)