Sukun (malangkota.go.id) – Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kota Malang menggelar Pelatihan Jurnalistik & Pewarta Warga di Ijen Suites Resort and Convention Malang, Kamis (23/2/2023). Pelatihan yang digelar dua tahap ini diikuti oleh 188 peserta yang merupakan usulan dari Musrenbang Kelurahan dan Musrenbang Tematik (pemuda dan disabilitas)
Kepala Diskominfo Kota Malang, Muhammad Nur Widianto, S. Sos., yang hadir sekaligus membuka kegiatan menyampaikan bahwa kegiatan ini terselenggara atas masukan dari warga akan kebutuhan pelatihan jurnalistik dan pewarta warga. “Ini menunjukkan komitmen dan ada spirit kita bersama untuk membangun literasi ke depan agar semakin baik,” terang pria yang kerap disapa Wiwid itu.
Lebih lanjut pria ramah tersebut menyampaikan bahwa saat ini media mainstream sedang dikepung oleh media sosial. Hal ini berimbas pada media mainstream yang ada kalanya terpengaruh dengan pola media sosial.
Pria yang sebelumnya menjabat sebagai Kabag Humas Setda Kota Malang ini menyebut idealnya media mainstream pasti akan mengolah dan memverifikasi sumber-sumber informasi sebelum disajikan dalam sebuah berita. Namun karena media mainstream tidak mau kehilangan kesegaran informasinya, tidak jarang kita temui sumber informasi yang ditemukan di media sosial langsung ditangkap dan disajikan sedemikian rupa.
“Beberapa media mengabaikan kaidah atau konsep jurnalistik yang benar. Akibatnya masyarakat mencerna ‘makanan yang belum matang’. Karena itulah kita harus belajar dan berpedoman pada kaidah jurnalistik ,” terang Wiwid.
Dengan diselenggarakannya pelatihan ini, diharapkan para peserta dapat menjadi pewarta warga yang baik dengan memperhatikan kaidah jurnalistik yang ada. “Kami berkeyakinan panjenengan semua akan menjadi penebar ‘virus’ kebaikan. Bukan menyampaikan informasi yang sifatnya sensasi tapi informasi yang penuh dengan kreasi, memberikan motivasi, dan mampu memberikan inspirasi,” tuturnya.
Sementara itu, Kepala Bidang Komunikasi dan Informasi Publik Diskominfo Kota Malang, Ismintarti, SP menyampaikan bahwa terselenggaranya kegiatan pelatihan ini juga didasarkan pada data UNESCO yang menyebutkan bahwa minat baca masyarakat Indonesia sangat memprihatinkan.
“Minat baca orang Indonesia hanya 0,001 persen. Artinya, dari seribu orang Indonesia, cuma satu orang yang rajin membaca. Kurangnya minat membaca ini mengakibatkan minimnya validasi informasi pada berita yang akan dipublikasikan, dimana hal itu bertentangan dengan kode etik jurnalisme. Selaras dengan hal tersebut, keberadaan jurnalis yang bijak sangat dibutuhkan sebagai pembentuk arus utama opini dan wacana dalam masyarakat,” urai perempuan berjilbab tersebut.
Salah satu peserta pelatihan dari Kelurahan Purwantoro, David Eka mengungkapkan pelatihan ini sangat bermanfaat terutama bagi para pewarta warga. “Saya dapat ilmu yang bermanfaat yang bisa diimplementasikan. Semoga pelatihan untuk membangun kreativitas seperti ini dapat dilakukan lagi. Ke depan saya berharap selain jurnalistik, ada pelatihan broadcast juga,” harapnya.
Pelatihan Jurnalistik & Pewarta Warga ini menghadirkan Drs. M. Solihin Bahari, M.Si sebagai narasumber yang merupakan jurnalis senior yang kini kerap menjadi narasumber seminar serta instruktur diklat media massa regional dan nasional. (ari/yon)