Blimbing (malangkota.go.id) – Lomba Film Pendek Pelangi Nusantara 2023 yang digelar oleh Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) Kota Malang yang diikuti 28 peserta yang terbagi dalam dua kategori, yakni kategori pelajar, dan mahasiswa/umum.
Pada malam apresiasi lomba film pendek fiksi yang dilaksanakan di Gedung Malang Creative Center, Senin malam (22/5/2023) lalu itu terpilih empat terbaik dari dua kategori peserta tersebut. Lomba film pendek menjadi salah satu bukti jika industri kreatif, khususnya perfilman di Kota Malang terus bergeliat.
Perhelatan ini mendapat sambutan yang baik dari para kreator film, dan diharapkan lomba seperti ini terus diadakan. Selain akan terus menumbuhkan kreativitas, melalui ajang seperti ini juga akan memacu semangat pihak terkait untuk mendukung tumbuh kembangnya dunia perfilman.
Muhammad Fathir, asisten sutradara film berjudul ‘Bangkit’ yang meraih juara I Lomba Film Pendek Pelangi Nusantara 2023 untuk kategori pelajar mengungkapkan, semakin sering ada lomba maka tingkat kreativitas maupun cerita yang diusung akan semakin menarik.
Untuk karya film yang dibawa ke lomba ini, Fathir mengaku menyelesaikannya bersama sepuluh orang teman sekolahnya. Film ini, kata dia, menceritakan seorang anak yang sedang terpuruk, dan akhirnya terinspirasi dari temannya yang sudah meninggal. Sehingga akhirnya dia mendapat beasiswa dari perguruan tinggi yang dia impikan selama ini.
Untuk penggarapan film ini, Fathir mengatakan membutuhkan waktu selama satu hari dan mengambil lokasi di beberapa tempat, seperti di Jodipan, di sekolahnya yaitu SMK NMC Kota Malang, Pakis dan Wendit. Fathir pun tidak menyangka jika ia bersama timnya akan meraih juara pertama, karena semua peserta materinya bagus.
Hal senada juga disampaikan peraih juara pertama kategori mahasiswa/umum, Rachmad Samudera dari SPRD Production. Sebagai asisten sutradara, dia mengaku ada nilai tambah dengan diadakannya lomba ini, yaitu bisa berkumpul lagi dengan rekan-rekannya.
Disebutkannya bahwa ini adalah hal yang luar biasa, ketika bisa bertemu rekan-rekan yang memproduksi film sejak SMA, dan kini bisa bertemu lagi saat sama-sama menempuh pendidikan tinggi di Kota Malang. Lima orang yang tergabung dalam produksi film berjudul ‘Persinggahan’ ini merupakan mahasiswa di Universitas Negeri Malang, Universitas Brawijaya dan UIN Malik Ibrahim.
Film tersebut menceritakan dua sejoli yang berbeda agama yang tidak bisa bersatu. Saat sang laki-laki bercita-cita ingin menjadi wali kota, dia pun rela meski tanpa didampingi wanita idamannya.
Sebagai bagian dari kreator film, Fathir dan Rachmad berharap agar industri kreatif, khususnya di dunia perfilman ke depannya mendapat dukungan berbagai pihak, tak hanya pemerintah saja, tapi pihak swasta pun bisa turut berkontribusi. (say/yon)