Kedungkandang (malangkota.go.id) – Kelurahan Cemorokandang Kecamatan Kedungkandang menggelar pelatihan pengelolaan sampah organik rumah tangga melalui Lodong Sesa Dapur (Loseda) bagi kelompok kerja (pokja) sehat dan kader lingkungan di Kelurahan Cemorokandang, Jumat (14/3/2025).

Sekretaris Kelurahan Cemorokandang, Misnan, mengungkapkan kegiatan pelatihan ini adalah untuk mendukung program zero waste, yang menjadi upaya mengajak masyarakat untuk bijak dalam mengelola sampah rumah tangga. “Harapan kami setelah mengikuti pelatihan ini para peserta bisa menerapkan ilmu yang didapat di wilayah masing-masing,” harap Misnan.
Pelatihan yang diikuti 15 perwakilan Pokja Sehat dan 15 kader lingkungan dari masing-masing RW di Kelurahan Cemorokadang ini menghadirkan pemateri Bank Sampah Eltari M-230 Kelurahan Cemorokandang Kota Malang yang sudah lama berkecimpung dalam hal pengelolaan sampah rumah tangga.
Misnan berharap dari pelatihan ini para kader pokja sehat dan kader lingkungan semakin aktif dan berperan di berbagai kegiatan lingkungan, mulai dari pengelolaan sampah, penghijauan dan juga edukasi kesehatan masyarakat.
“Semoga kegiatan hari ini bisa menjadi inspirasi bagi semua warga. Semakin bersemangat dalam menjaga, melestarikan, dan lebih peduli terhadap lingkungan,” harap Misnan lagi.
Selain itu, dari kegiatan ini juga diharapkan dapat lebih meningkatkan kesadaran masyarakat untuk menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) yang tujuannya untuk menjaga dan menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat, yang pada gilirannya kesehatan dan kualitas hidup masyarakat dapat tercapai.
Sementara itu, pemateri dari Bank Sampah Eltari M-230 Yusup Karyawan mengungkapkan bahwa pengelolaan sampah sistem Loseda adalah metode pengelolaan sampah organik rumah tangga yang sederhana dan efektif, dengan memanfaatkan limbah sampah dapur untuk membuat pupuk kompos dengan menggunakan pipa atau paralon yang ditanam vertikal di tanah.
“Setelah sampah organik dimasukan, kemudian diberikan dekomposer dari air cucian beras dan molase. Setelah itu ditunggu selama dua sampai tiga bulan, panen kompos sudah bisa dilakukan,” jelas Yusup.
Lebih dari itu, Yusup mengatakan dengan penanganan yang tepat, sampah tidak akan lagi menjadi sebuah permasalahan, justru dapat menjadi barang bermanfaat dan bernilai ekonomi, mulai dari pupuk, pakan ternak, produk kerajinan, dan berbagai produk olahan lainnya. (cah/yn)