Berita

BPJS Kesehatan Bangun Kerjasama dengan UMM

Lowokwaru, MC – Meningkatkan pengetahuan mahasiswanya terkait Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) menggelar Kuliah Tamu dan Penandatanganan Nota Kesepahaman Antara BPJS dengan UMM dan Klinik Muhammadiyah Aisyiyah se-Malang Raya di Dome Theater UMM, Kamis (20/10).

Penandatanganan Nota Kesepahaman Antara BPJS dengan UMM dan Klinik Muhammadiyah Aisyiyah se-Malang Raya
Penandatanganan Nota Kesepahaman Antara BPJS dengan UMM dan Klinik Muhammadiyah Aisyiyah se-Malang Raya

Dekan Fakultas Kedokteran UMM,  dr. Irma Suswati, M.Kes mengungkapkan kerjasama yang terjalin dengan BPJS Kesehatan ini akan membawa banyak manfaat. Mulai dari masuknya segenap civitas UMM dan rumah sakit yang berada di bawahnya dalam program BPJS Kesehatan sampai dengan edukasi mahasiswa kedokteran UMM terkait program-program BPJS Kesehatan.

“Setelah ditandatanganinya kerjasama UMM dan BPJS (Kesehatan) diharapkan BPJS (Kesehatan) bisa memberikan materi pengajaran kepada mahasiswa Fakultas Kedokteran UMM terkait pelayanan kesehatan,” jelas Irma, Kamis (20/10).

Melalui kuliah tamu seperti ini, saat terjun langsung ke masyarakat, baik ketika menjalani kuliah kerja nyata (KKN) maupun saat praktik, mahasiswa Fakultas Kedokteran UMM nantinya bisa mumpuni dalam menjawab pertanyaan terkait program kesehatan termasuk program dari BPJS Kesehatan.

Dengan adanya penandatanganan kerjasama ini juga diharapkan seluruh karyawan dan mahasiswa UMM yang belum menjadi peserta BPJS Kesehatan agar segara bisa bergabung.

Dirut BPJS Kesehatan Prof. DR. Dr. Fachmi Idris, M.Kes sebagai narasumber memberikan kuliah tamu dengan tema ‘Peran Dokter Dalam Pelayanan Kesehatan Profesional di Klinik Muhammadiyah Aisyiah di Era JKN-BPJS’. Secara gamblang pria yangpernah menjabat sebagai Ketua Ikatan Dokter Indonesia ini mengupas tentang program BPJS Kesehatan.

Fahmi mengungkapkan, prinsip dari BPJS Kesehatan adalah bagaimana bergotong royong untuk menjamin kesehatan masyarakat. Iuran satu peserta BPJS Kesehatan akan membantu yang lain.

Dicontohkannya jika ada seorang yang sekali cuci darah menghabiskan satu juta rupiah. Jika seminggu tiga kali cuci darah maka akan menghabiskan dana tiga juta rupiah, itu belum biaya hidup. “Jika seumur hidupnya terus cuci darah tentu sangat berat. Melalui gotong royong tentu bisa menjadi ringan,” kata Fahmi.

Diakuinya program BPJS Kesehatan masih perlu untuk ditingkatkan lagi karena tentunya masih ada kelemahan yang perlu diperbaiki. Dan BPJS Kesehatan terus berkomitmen untuk meningkatkan kualitasnya. (cah/yon)

Leave a Comment

Your email address will not be published.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

You may also like

Skip to content