Pelaksanaan Ujian Nasional (UN) di Kota Malang pada hari pertama, Senin (18/4) ternyata masih ditemukan beberapa masalah di sekolah. Seperti di SMAN 9 Malang ada kelebihan soal ujian sebanyak 7 paket untuk beberapa mata pelajaran dan juga soal cadangan ujian yang masih berada di Polresta Malang saat ujian berlangsung. Hal itu disampaikan oleh salah satu anggota komisi D DPRD Kota Malang, Sutrisno saat mengadakan peninjauan pelaksaan UN di sekolah tersebut.
Peninjauan pelaksanaan UN yang diadakan oleh komisi D DPRD Kota Malang ini dibagi menjadi 3 kelompok. Kelompok pertama ke SMKN 3 di Jalan Surabaya, kelompok kedua ke SMAN 6 Jalan Mayjend Sungkono dan kelompok ketiga ke SMAN 9 Jalan Simpang Borobudur. Peninjauan ini akan dilaksanakan hingga 3 hari kedepan sebelum melanjutkan ke SMP dan SD. Sedangkan pengawas ujian dari kalangan akademisi berasal dari Universitas Brawijaya, Universitas Negeri Malang (UM) dan Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang.
Menurut sutrisno, seharusnya cadangan soal ujian sudah ada di sekolah. Hal ini untuk mengantisipasi jika terjadi kekurangan soal siswa tidak harus menunggu terlalu lama, sehingga pelaksanaan ujian berjalan lancar. “Untuk pengawas UN tidak ada masalah, berjalan tertib dan tidak ditemukan pengawas dari kalangan guru Bahasa Indonesia, karena hal itu memang tidak diperbolehkan,” ujarnya.
Sedangkan Ketua Komisi D DPRD kota Malang, Christea Frisdiantara melakukan peninjauan ke SMKN 3. “Di SMKN 3 tidak ada masalah, semuanya berjalan dengan baik dan tidak ditemukan kejanggalan-kejanggalan terkait pelaksanaan UN. Hanya ada satu siswa bernama Irawan tidak mengikuti UN, karena ia meninggal atau jadi korban penusukan saat perayaan pesta rakyat dalam rangka HUT Kota Malang ke-97 di alun-alun Balaikota Malang beberapa waktu lalu,” ungkapnya.
Politisi Partai Demokrat ini menambahkan, bahwa pihak Komisi D akan mengawasi pelaksanaan UN ini sejak naskah ujian dikeluarkan dari Mapolresta Malang, pemberian kepada peserta ujian, saat pengembalian oleh siswa ke pihak sekolah, hingga soal ujian dikirim ke Surabaya. “Ini semua untuk kelancaran dan keamanan pelaksanaan UN serta mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan. Hingga berita ini ditulis, hasil pantauan pihak kepolisian, pihak sekolah, pantauan komisi D, dan Dinas Pendidikan Kota Malang, secara keseluruhan relatif berjalan lancar,” sambung Christea.
“Tidak hanya hari ini saja, untuk selanjutnya mudah-mudahan pelaksanaan UN ini bisa berjalan lancar. Kami juga mengharapkan kepada pihak pengawas ujian agar lebih selektif saat membagikan soal ujian, jangan sampai terjadi hal-hal yang merugikan siswa,” imbuh Christea. Pernyataan itu tidak jauh beda dengan yang disampaikan oleh Kepala Dinas Pendidikan kota Malang, Dra. Sri Wahyuningtyas, M.Si saat dihubungi via ponselnya, yang mengatakan bahwa berdasarkan hasil peninjauannya ke sekolah-sekolah, pelaksanaan UN hari pertama ini berjalan tertib dan kondusif.
Ditanya mengenai tentang beredarnya sms kebocoran soal UN, sejauh ini, kata Christea masih belum ada informasi atau pengaduan ke komisi D DPRD Kota Malang. Sedangkan Kepala Dinas Pendidikan Kota Malang saat dikonfirmasi mengenai kerusakan lembar jawaban komputer (LJK) yang ditemukan di beberapa sekolah, tidak bisa memberikan jawaban, meskipun pihak panitia telah menggantinya dengan yang baru saat pelaksanaan ujian. Pelaksanaan UN di Kota Malang kali ini diikuti oleh 14.153 siswa yang terdiri dari 4.951 siswa SMA, 753 siswa Madrasah Aliyah dan 8.449 siswa SMK. (say)