Sukses budidaya sayur organik di Jl. Teluk Grajakan (Kelurahan Pandanwangi), Boy Febriantono terus mengembangkan usaha sayur yang kini semakin digemari masyarakat. Sulitnya mencari lahan kosong di Kota Malang, membuat petani asal Blimbing ini kini mengembangkan usaha ke Wendit, Kabupaten Malang, Kamis (27/12).
Berbeda dengan di Teluk grajakan yang hanya fokus kepada sayuran organik, untuk usaha di Wendit ini Boy mengintregasikannya dengan perikanan. Budidaya lele dan ikan nila yang memiliki nilai ekonomis bagus menjadi sasaran.
Boy mengungkapkan, permintaan sayuran organik saat ini sudah semakin bagus dan kebunnya yang ada di Jl. Teluk Grajakan tidak mampu memenuhi. Karena itu, tidak ada pilihan lain selain dengan membuka lahan baru untuk bisa memenuhi pesanan.
“Sebenarnya, untuk memenuhi pesanan kami pernah mencoba memesan kepada petani di seputaran Kota Malang, namun kualitas produksinya masih belum sesuai dengan yang diinginkan pelanggan,” jelas Boy, Kamis (27/12).
Selama ini, kendala sayuran dari petani saat musim hujan kualitasnya memang kurang sesuai harapan karena rata-rata penanaman masih dilakukan di lahan terbuka. Padahal sayuran organik yang diminta pelanggan harus kualitas tinggi tanpa bolong-bolong yang hanya bisa didapat dari sayuran yang ditanam di green house.
“Saat ini green house di Wendit sudah jadi dan mulai ditanami. Kami yakin, Februari 2013 sudah bisa semakin banyak memenuhi permintaan pelanggan,” tegas Boy.
Dengan mengintregrasikan sayur organik dengan ikan, Boy yakin semakin banyak manfaat yang bisa didapat, baik manfaat materi maupun kelestarian lingkungan. Sebab selain keadaan alamnya mendukung, di Wendit saat ini airnya juga cukup melimpah sehingga sayang kalau sampai tidak dimanfaatkan.
Petani Wendit, Damiran mengaku senang dengan konsep yang dibawa Boy, petani organik dari Jl Teluk Grajakan yang diimplementasikan di Wendit. Karena itu dia mau bergabung, sekaligus bekerja bertani organik yang diintegrasikan dengan ikan.
“Bertani organik sangat bagus untuk kesehatan. Terbukti, meski saya sudah berusia 100 tahun, kini masih sehat dan tidak sakit-sakitan. Selama ini di Desa saya memang tidak pernah memakan sayur yang tercemar pestisida,’ ujar Damiran. (cah/dmb)