Dalam rangkaian HUT ke-70 Palang Merah Indonesia (PMI), PMI Kota Malang memberikan 100 paket sembako kepada para tukang becak, Selasa (15/9). Dengan menggunakan beberapa unit kendaraan, para pengurus PMI berkeliling menyusuri beberapa ruas jalan yang biasanya digunakan sebagai pangkalan para tukang becak untuk menunggu calon penumpangnya, seperti di Jl. Ijen, Jl. Veteran, Jl. Kawi, dan lain-lain.
Salah satu tukang becak yang biasa mangkal di depan Gereja Ijen di Jl. Ijen, Suparno (56) mengaku senang dengan adanya pemberian paket sembako ini. Pria paruh baya itu tidak menyangka jika tiba-tiba ada orang yang memberikan sembako. “Lumayan saya dapat beras, gula dan minyak goreng secara gratis dari PMI Kota Malang untuk bahan memasak selama beberapa hari di rumah bersama keluarga. Saya ucapkan terima kasih atas pemberian ini,” ucapnya, Selasa (15/9).
Ketua panitia HUT PMI Kota Malang, I Dewa Nyoman Supariasa, MPS mengatakan jika berbagai acara seperti talkshow, bakti sosial, berbagai lomba seperti tenis meja, lari kelereng, makan kerupuk, kipas balon, dan lain-lain, turut memeriahkan gelaran perayaan HUT ke-70 PMI. “Ke depan, semoga PMI Kota Malang bisa berbuat lebih banyak lagi dalam membantu masyarakat, khususnya dalam penyediaan kantong-kantong darah,” imbuhnya.
“Akan tetapi, perlu dipahami oleh masyarakat, jika sebenarnya PMI itu tidak hanya berhubungan dengan stok darah dan donor darah. PMI mempunyai peran besar di masyarakat, yaitu misi kemanusian, dan kata itu mempunyai arti yang sangat luas. Membantu masyarakat tidak hanya berupa darah, tapi masih banyak misi atau cara lain, seperti halnya pemeriksaan kesehatan, memberikan penyuluhan dan sebagainya,” urai Nyoman.
Ditambahkannya, semua yang dilakukan PMI Kota Malang selama ini semoga dapat bermanfaat serta dapat meringankan beban mereka (penerima bantuan_red). “PMI akan selalu memberikan yang terbaik bagi masyarakat dan bangsa ini di masa mendatang. Pengabdian kemanusiaan kami akan terus ditingkatkan, sehingga PMI dapat merealisasikan apa yang menjadi program kerjanya,” pungkas Nyoman. (say/yon)
