Klojen, MC – Saat Ramadan dan menjelang Hari Raya Idulfitri, warga masyarakat khususnya yang ada di Kota Malang mulai berburu uang baru. Uang baru tersebut biasanya akan dibagikan (galak gampil_red) kepada anak-anak dan sanak saudara lainnya pada saat Lebaran tiba.
Kebutuhan akan uang baru yang meningkat inilah rawan dan memicu peredaran uang palsu (upal) di masyarakat oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab. Maka dari itulah, warga masyarakat jangan sembarangan dan selalu berhati-hati ketika menukar uang baru di tempat-tempat umum.
Setidaknya hal itulah yang disampaikan oleh Deputi Kepala Perwakilan Sistem Pembayaran dan Manajemen Internal Kantor Perwakilan BI Malang Rini Mustikaningsih, Senin (6/6). Menurutnya, pihak Perbankan khususnya Kantor Perwakilan Bank Indonesia Cabang Malang akan menjadwalkan penukaran uang baru ini.
Mengenai peredaran uang palsu, Rini menuturkan jika setiap harinya ada laporan dari Perbankan, masyarakat maupun pihak Kepolisian. “Sampai Mei 2016, ada 3.360 lembar uang palsu yang diterima Bank Indonesia Perwakilan Malang,” terangnya.
“Tahun 2015 lalu, hingga bulan Mei sebanyak dua ribu lembar, dan hingga akhir tahun sebanyak 6.435 lembar. Jumlah itu terdiri dari berbagai pecahan uang baru. Semoga hingga tahun ini jumlahnya lebih kecil dari tahun lalu,” urai Rini.
Perempuan berjilbab itu menjelaskan jika pihaknya akan terus berupaya semaksimal mungkin untuk menekan peredaran uang palsu di masyarakat. “Kami selalu mengadakan sosialisasi pengenalan uang asli dengan metode 3D, yaitu Diraba, Dilihat, dan Diterawang. Kita sosialisasikan ke masyarakat dan lembaga pendidikan secara rutin,” imbuhnya.
“Kita juga berkoordinasi dengan Kepolisan dan pihak terkait lainnya untuk mendeteksi peredaran uang palsu ini. Saat Ramadan seperti ini, kami juga membuka kas keliling di beberapa tempat secara rutin,” pungkasnya. (say/yon)