Kedungkandang, MC – Program blusukan yang dilanjutkan dengan acara Sambung Rasa dan Temu Warga di Kelurahan Arjowinangun Kecamatan Kedungkandang dengan Wali Kota Malang H. Moch. Anton mendapat sambutan antusias dari warga. Mulai dari anak-anak hingga para lansia terlihat sangat antusias menyambut kedatangan orang nomor satu di jajaran Pemerintah Kota Malang itu, Minggu (6/11).
Dalam program blusukan kali ini Wali Kota Malang beserta segenap Kepala SKPD di lingkungan Pemkot Malang tak hanya sekedar turun menyapa untuk melihat kondisi riil warganya, tetapi juga melihat berbagai potensi unggulan yang dimiliki di setiap kelurahan.
Diantara potensi itu adalah adanya pengolahan sampah di Jl. Tutut yang memiliki pengolahan plastik dengan produk kualitas ekspor. Tak hanya itu, di Kelurahan Arjowinangun kini sedang menyiapkan konsep wisata cokelat yang menjadi andalan kelurahan ini untuk membuat Kampung Tematik.
Wali Kota Malang yang akrab disapa Abah Anton oleh warganya tersebut mengaku sangat senang agenda blusukan bisa digelar setelah beberapa kali sempat tertunda karena padatnya jadwal. Abah Anton optimis Kelurahan Arjowinangun akan semakin berkembang setelah melihat inovasi-inovasi yang dimiliki.
“Saya mendorong masyarakat di Kota Malang untuk berani menunjukkan karya dan inovasinya sehingga Kota Malang bisa semakin dikenal dunia,” ucapnya, Minggu (6/10).
Ditambahkannya, kesuksesan Glintung dengan Kampung Glintung Go Green (3G), Jodipan dengan Kampung Warna Warni, serta Kestarian dengan Kampung Tridi (Tiga Dimensi) diharapkan bisa menjadi inspirasi bagi yang lainnya agar di 57 kelurahan yang ada di Kota Malang memiliki Kampung Tematik yang bisa diangkat potensinya hingga go international.
‘Tunjukkan dulu jika masyarakat memiliki inovasi yang istimewa. Pemerintahan akan memfasilitasi sehingga inovasi yang dimiliki itu bisa go international,” kata Abah Anton.
Plh Lurah Arjowinangun Takroni Akbar membenarkan Arjowinangun kini sedang menyiapkan Kampung Tematik dengan mengangkat potensi Cokelat. Dengan memanfaatkan lahan yang ada, pihaknya optimis keinginan menjadikan Arjowinangun menjadi kampung wisata cokelat bisa menjadi kenyataan. “Saat ini warga sudah menanami kampung dengan pohon cokelat. Program ini disambut sangat antusias,” ungkap Takroni.
Sementara itu, salah satu warga Jl. Tutut Arjowinangun, Irwan Supeno mengatakan senang sekali atas kehadiran Wali Kota Malang ke tempat usahannya yaitu pengolahan 100 persen plastik bekas menjadi tas plastik. Memakai bahan baku plastik daur ulang, tempat usahanya tak bisa dipandang sebelah mata karena produknya sudah ada yang sampai diekspor.
“Berapapun tas yang kami produksi, pasar sudah menunggu, sehingga tidak perlu lagi bingung memasarkan. Saat ini masalah usaha kami tinggal pada peningkatan jumlah produk,” jelas Irwan.
Sebagai usaha kecil, Irwan mengaku pihaknya sulit untuk mengakses modal usaha dari bank. Kalaupun ada program kredit, nilainya sangat kecil sekitar Rp 50 juta sampai Rp 100 Juta. Padahal untuk bisa membuat mesin pengolah plastik menjadi tas plastik siap jual dibutuhkan dana sekitar Rp 1 miliar.
“Kalau pemerintah bisa membantu usaha kami saya yakin produk kami bisa mengalahkan produk pabrik-pabrik di Indonesia, bahkan produk asing,” ujarnya. (cah/yon)