Kojen (malangkota.go.id) – Memperingati Hari Tari Sedunia yang jatuh pada 29 April, di Kota Malang tak kurang dari 300 penari turut memeriahkan dengan menari selama tujuh jam. Para penari ini berasal dari berbagai universitas, sanggar, dan penggiat seni tari yang ada di Kota Malang.
Kegiatan tujuh jam menari ini digelar oleh Sanggar Tari Karawitan Asri Kusuma Universitas Negeri Malang (UM) di di Alun-alun Merdeka Kota Malang, Minggu (30/4).
Diiringi alat musik tradisional, para penari bergantian menari sejak pukul 13.00 WIB dan diperkirakan akan berakhir pada pukul 21.00 WIB. Tak ayal, aksi ini menyita perhatian warga masyarakat Kota Malang yang tengah melintas di seputar jantung kota itu.
Tak hanya sekedar menyajikan tari tradisional saja, namun tarian-tarian itu juga ada yang dikemas dalam bentuk sebuah cerita sehingga sangat menarik untuk disaksikan. Menariknya lagi, ada penampilan tari tradisional yang dikolaborasi dengan seni modern seperti halnya musik hip hop yang semakin menambah semarak dan keberagaman pertunjukan.
Ketua panitia, Aurun Corola Navika Jaya saat ditemui di sela-sela acara menyampaikan, di era modern ini masuknya berbagai seni dan budaya dari luar tidak bisa terelakkan.
“Meski demikian, terutama sebagai generasi muda, harus lebih cerdas dan cermat dalam menyikapinya. Seperti halnya yang kita lakukan hari ini yang memadukan seni tradisional dengan seni kolosal atau modern. Jadi kesan tradisionalnya tetap ada,” ungkap Aurum, Minggu (30/4).
Ditambahkannya, tahun 2016 lalu pihaknya pernah menggelar kegiatan serupa, akan tetapi hanya berdurasi dua jam lebih cepat dari yang kemarin digelar yaitu selama tujuh jam. “Dengan kegiatan ini, juga menjadi sarana silaturahmi antar penari, komunitas, dan universitas yang mempunyai kepedulian terhadap seni tari,” jelas Aurum. (say/yon)
