Klojen (malangkota.go.id) – Dalam rangka menuju koperasi yang sehat dan berkualitas, Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kota Malang menggelar Workshop Manajemen Penilaian Kesehatan Unit Simpan Pinjam (USP)/Koperasi Simpan Pinjam (KSP) di Hotel Regent’s Park, Senin (12/11).
Wali Kota Malang Drs. H. Sutiaji hadir dan membuka kegiatan ini. Dalam sambutannya, Sutiaji berpesan agar koperasi di Kota Malang jangan hanya berkutat mengurusi simpan pinjam saja, dan harus memiliki unit-unit usaha agar berkembang.
Koperasi juga harus bisa membebaskan masyarakat Kota Malang dari jeratan rentenir yang selama ini masih ada. Bahkan rentenir-rentenir sudah menyaru seolah-olah adalah sebuah koperasi padahal sangat merugikan masyarakat.
“Koperasi sebagai pondasi perekonomian masyarakat harus dikuatkan, ini sejalan dengan program kami yang saat ini fokus bagaimana agar ekonomi kemasyarakatan bisa tumbuh melalui skema peningkatan UMKM dan penyehatan koperasi,” jelas Sutiaji. Senin (12/11).
Pria ramah itu mengungkapkan, adanya penguatan koperasi dengan merambah unit usaha seperti yang dilakukan oleh beberapa koperasi merupakan upaya agar perputaran uang di dalam lembaga itu tidak statis.
“Arus perputaran uang koperasi ini dari dan untuk anggota, karena itu koperasi harus sehat. Bagaimana caranya ya dengan memperbaiki administrasi, menaikkan SHU, dan rutin menggelar RAT. Dengan begitu koperasi bisa sehat dan berkembang,” terang Sutiaji.
Pada kesempatan ini Wali Kota Malang juga menegaskan bahwa pada masa mendatang koperasi harus menjadi suksesor dari kegiatan UMKM. Artinya, setiap UMKM harus memiliki basis koperasi sebagai sarana penopang pendanaan sehingga dengan skema ini perekonomian masyarakat semakin kuat.
Sementara itu Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kota Malang Dra. Tri Widyani P., M.Si menyampaikan bahwa kegiatan workshop kali ini diadakan karena masih ada koperasi yang belum mencapai derajat sehat di Kota Malang.
Data Dinas Koperasi dan UM menyebutkan Kota Malang ada 700 koperasi dan 50 persen diantaranya dalam kategori aktif, sedangkan yang masuk dalam kategori sehat hanya berjumlah puluhan saja.
“Kita harus kerja keras dalam hal ini. Harapannya koperasi itu nantinya akan sehat jika pengurus dan pengawasnya tersertifikasi, dan saat ini masih beberapa koperasi saja yang memiliki hal itu,” ungkap Yani, demikian panggilan akrab Tri Widyani.
Ditambahkannya, berbagai upaya terus dilakukan oleh pihaknya agar upaya koperasi bisa menjadi sehat dan memiliki unit usaha serta mampu mengembangkan aset. Salah satu yang kini dijadikan contoh adalah Koperasi RSUD Syaiful Anwar yang dianggap sukses dan mampu mengembangkan unit usaha. (cah/yon)