Klojen (malangkota.go.id) – Dalam beberapa waktu terakhir, game online mulai menjamur dan banyak diminati oleh kaum muda, terutama anak-anak usia sekolah. Semua pihak harus turut mewaspadai dampak dari game online, terutama bagi para orang tua dan tenaga pendidik di sekolah.
Pesan itu disampaikan Menteri Komunikasi dan Informatika (Kominfo) RI usai menghadiri acara ‘Dongeng Kebangsaan’ bertajuk Santun Bermedia Untuk Pemilu Damai di Gedung Kesenian Gajayana Kota Malang, Sabtu malam (16/03/2019).
Sejak tahun 2016 lalu, Kementerian Kominfo sudah membuat aturan terkait klasifikasi game, karena tidak semua usia dapat menggunakan game yang sama.
“Untuk anak usia di bawah 13 tahun, saat main game hendaknya jangan terkoneksi dengan internet guna mencegah agar anak tak mengunduh game yang berbau kekerasan atau yang tidak etis,” terang Menteri Rudiantara.
Menjaga anak ketika masih usia sekolah, ditegaskannya adalah tugas bersama, terutama orang tua, agar buah hatinya tidak terpapar hal-hal negatif dengan adanya kemajuan teknologi informasi.
Disisi lain, setelah tragedi yang terjadi di Selandia Baru beberapa waktu lalu juga menjadi pemicu munculnya game yang berbau kekerasan. Pihak Kementerian Kominfo pun melakukan pemantauan secara intensif dan memblokir akun-akun atau situs penyedia game berindikasi kekerasan.
Meski hanya game, menurut Menteri Rudiantara jika berbau kekerasan maka dampaknya sangat besar bagi tumbuh kembang anak di masa mendatang.
“Hingga saat ini, setidaknya sudah ada sekitar 1.800 akun diblokir. Dan kami imbau masyarakat agar tidak mudah menyebarkan kabar yang belum tentu kebenarannya,” imbaunya.
Dengan maraknya berbagai jenis game online dari luar negeri, Kementerian Kominfo juga sudah melakukan pengawasan ketat dan intensif.
“Bagi perusahaan penyedia game online dalam negeri, kami mendorong agar dapat melahirkan game-game yang bernuansa budaya dan tidak memicu kekerasan, seperti cerita Gatotkaca, Kerajaan Majapahit dan game untuk olahraga,” pungkas Rudiantara. (say/yon)