Lowokwaru (malangkota.go.id) – Pada peresmian Usaha Kegiatan di Sekolah (UKS) Sekolah Islam Terpadu Insan Permata Jl. Akordion, Malang, Sabtu (21/9/2019), Wali Kota Malang Drs. H. Sutiaji kembali mengingatkan penguatkan pendidikan karakter untuk anak anak.
“Saya tidak akan bosen bicara ini (pendidikan karakter), karena ini penting. Meskipun mungkin kurang menarik dibandingkan seperti program pembangunan fisik yang jelas nampak dan mungkin fenomenal. Berbeda banget dengan pendidikan, itu investasi jangka panjang, baru terlihat lima sampai sepuluh tahun ke depan,“ jelas Sutiaji.
Wali Kota Malang pun menitipkan pesan bahwa anak itu adalah amanat dari Allah SWT yang dititipkan ke orang tua. “Maka jangan anak menjadi penghambat cinta kita kepada Allah. Anak harus dihantarkan untuk dapat tumbuh kembang dengan baik melalui pendidikan keagamaan dan karakter, serta dihantar untuk jadi seorang khalifah,” imbuhnya.
“Untuk dapat menggapainya, maka pendidikan karakter, non-calistung menjadi bagian penting didalamnya. Ini perjuangan saya, dan sadar banyak pakar, pemerhati pendidikan mencibir karena tidak mungkin kualitas pendidikan bisa terwujud kalau anak tidak diberikan pendidikan calistung sedini munkin. Tapi saya ingin mengajak kita semua melihat kondisi bangsa saat ini. Masalahnya kita banyak memiliki orang pintar, tapi tidak memiliki kecerdasan spiritual dan moral. Kita makin terpuruk dan harus dibangkitkan kembali karakter,“ beber Sutiaji dihadapan Ketua Yayasan Insan Permata, pendiri, para pengajar dan orang tua siswa Sekolah Islam Terpadu Insan Permata.
Sutiaji juga menekankan peran penting dan strategis seorang konselor (BK) di lembaga lembaga sekolah. “Peran BK harus dihidupkan dan dikuatkan. Kalau dulu BP atau BK hanya dipersepsikan untuk menangani siswa bermasalah, maka era kini seorang BK (konselor) harus jadi jembatan untuk menggali lebih dalam dan menghantarkan potensi yang dimiliki masing masing siswa, karenanya saya perintahkan Diknas untuk memiliki rekam jejak anak didik pada masing masing lembaga pendidikan,“ tegasnya.
Betapa pentingnya membangun potensi karakter seorang anak bagi penyiapan generasi unggul, Sutiaji menganalogikan bahwa istri itu adalah ladang, suami pemilik ladang, interaksi antara ladang dan pemilik ladang adalah tanaman, yakni anak.
Kesalahannya, kita sering meng generalisasi tanaman, padahal tanaman banyak jenisnya. Maka jangan samakan satu anak dengan anak lainnya.
Pada kesempatan ini pria alumni UIN Maliki yang juga pernah berkecimpung di dunia jurnalis ini juga kembali mengenalkan program unggulan untuk penguatan pendidikan karakter khususnya pada pendidikan Islam, yakni Program One RW One Hafidz (POROZ) Islam.
Sementara itu, Lutfi Jafar, selaku Ketua Yayasan Insan Permata menegaskan komitmennya mendukung program pendidikan Kota Malang, termasuk pendidikan karakter.
” Kami memiliki 940 anak didik, dari PAUD sampai dengan SMP, serta 180 guru dan staf. Dari segi kurikulum pengajaran kami tetap berpedoman pada kurikulum Diknas, namun dipadu dengan pendidikan islami,“ info Lutfi jafar, yang juga Guru Besar Fakultas Teknik UB itu.
Ditambahkannya, SIT Insan Permata juga menampung anak-anak berkebutuhan khusus (inklusif) sebanyak tujuh siswa PAUD, 26 siswa SD dan 1 SMP, yang mereka juga berhimpun dalam satu kelas dengan siswa siswa lainnya. (hms/yon)