Kedungkandang (malangkota.go.id) – Pengelola Bank Sampah Eltari, Yusup Karyawan bersama istrinya turun tangan membantu kesulitan warga Kampung Wisata Topeng dalam mendapatkan penghasilan tambahan, Jumat (6/3/2020).
Diceritakannya, sebelum ia ke Kampung Wisata Topeng, Yusup kedatangan tamu dari warga Kampung Wisata Topeng yang berniat untuk menimba ilmu tentang pengelolaan sampah. Oleh karena itulah ia datang langsung ke Kampung Wisata Topeng untuk melihat potensi yang ada.
“Sampah di Kampung Wisata Topeng masih belum dikelola dengan baik dan dibuang begitu saja. Saya ke sini untuk mengajak warga memanfaatkan sampah agar bisa memiliki nilai jual,” jelas Yusup.
Melalui pertemuan dengan beberapa warga di Kampung Wisata Topeng, akhirnya disepakati untuk membantu warga mendirikan bank sampah. Di mana untuk sampah nonorganik akan dikumpulkan untuk dibuat kerajinan dan selebihnya dijual di bank sampah. “Untuk sampah organik akan kami ajari warga Kampung Wisata Topeng untuk memanfaatkannya menjadi kompos dan budidaya magot,” terang Yusup.
Budidaya magot menjadi pilihan sebagai pakan ikan lele, di mana di Kampung Wisata Topeng sudah ada kolam-kolam lele. Namun masih banyak yang menganggur karena budidaya lelenya merugi. Ternyata setelah dipelajari, kerugian itu tidak lepas dari ketergantungan pakan pabrik untuk budidaya. “Jika nanti berhasil (budidaya magot), tentu akan mengurangi biaya pakan lelenya. Jika itu bisa dilakukan tentu akan bisa menjadi keuntungan,” kata Yusup.
Untuk sampah nonorganik, Yusup mengungkapkan akan membantu warga dengan memberikan pelatihan mengolah sampah menjadi berbagai kerajinan menarik. Mulai dari tas, tikar, hingga berbagai pernak pernik lain dengan memanfaatkan berbagai macam limbah.
Sementara itu warga Kampung Wisata Topeng, Siti Ningsih mengatakan saat ini di kampungnya sudah sepi pengunjung, dan warga sekitar bekerja serabutan untuk mencari penghasilan. Dengan adanya bank sampah, diharapkan bisa menjadi solusi membuat kampung menjadi bersih dan warga mendapatkan penghasilan. “Sebenarnya kami malu kalau harus mengemis lagi di jalanan. Kalau ada pekerjaan lain tentu kami akan lebih bersemangat,” beber Siti Ningsih. (cah/ram/yon)