Malang, (malangkota.go.id) – Wali Kota Malang, Drs. H. Sutiaji mengajak masyarakat untuk meningkatkan literasi terhadap kesehatan, karena salah satu indikator yang dihimpun dalam Indeks Pembangunan Manusia (IPM) adalah masalah kesehatan. Hal ini disampaikannya saat memberikan pengarahan dalam forum perangkat daerah yang diinisiasi Dinas Kesehatan Kota Malang Ijen Suites Resort & Convention, Kamis (25/02/2021).
“Diperlukan penguatan literasi masyarakat tentang kesehatan. Masyarakat kita ini cenderung kuratif, kurang preventif. Baru ke dokter saat sudah terpapar sakit. Diharapkan masyarakat ke dokter atau fasyankes tidak hanya ketika sudah terpapar sakit, tapi bisa juga untuk konsultasi kesehatan. Sehingga nantinya FKTP, puskesmas, atau klinik tidak banyak mengeluarkan rujukan,” ujar Sutiaji.
Menurutnya, jika masyarakat punya pengetahuan yang baik tentang kesehatan, maka masalah penyakit maupun wabah akan dapat tertangani dengan lebih baik. Termasuk di dalamnya memerangi stunting, serta kematian ibu dan bayi, bahkan wabah Covid-19.
Sutiaji mendorong agar meminimalisir angka kematian ibu dan bayi di Kota Malang. Pada 2020 lalu, angka kematian pada ibu 9 orang dan bayi 58 orang. Ia berharap angka ini bisa terus turun dan kalau bisa nihil.
Isu strategis lainnya dalam bidang kesehatan adalah stunting. Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat kekurangan gizi kronis terutama dalam 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK). Menurut data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Kota Malang, pada 2020 pesentase stunting 14,52% menurun dibandingkan 2019 yang mencapai 17,48%.
Ada beberapa program yang dicanangkan oleh Dinas Kesehatan untuk pengurangan risiko stunting dan kematian ibu dan bayi, di antaranya pemberian vitamin A untuk balita pada Februari dan Agustus, penimbangan rutin bayi yang dilakukan secara rutin oleh kader posyandu, pemberian makanan tambahan berupa makanan segar dan susu, pendampingan ibu hamil risiko tinggi, pendampingan kelas ibu hamil, dan juga promosi kesehatan, terutama juga kaitannya memutus penyebaran Covid-19.
Sejalan dengan harapan untuk menekan angka stunting di Kota Malang, berdasarkan hasil musrenbang ada beberapa usulan yang disampaikan kepada Dinas Kesehatan untuk penanganan pencegahan stunting dengan sasaran 3.000 balita. Untuk mendukung usulan tersebut, dana yang diajukan kurang lebih 25% dari anggaran total yang diusulkan pada musrenbang tematik untuk mendukung rencana kerja 2022.
Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Kota Malang, Latifah Hanun menuturkan Kota Malang semakin gencar memerangi stunting. Pada 2021 ini, Kota Malang menjadi salah satu lokus kegiatan stunting yang merupakan kegiatan pengembangan Kementerian Kesehatan. Akan diadakan penguatan regulasi, rembuk stunting, penentuan kelurahan lokus, dan intervensi penurunan stunting secara terpadu.
“Intervensi ini juga perlu kerja sama dengan perangkat daerah terkait lainnya. Kita akan lihat penyebab stuntingnya apa. Ini bisa saja terkait kesehatan lingkungan, ketahanan pangan, remaja yang menikah dini, kemiskinan, dan perbaikan lingkungan,” tandas Latifah Hanun. (ari/ram)