Malang, (malangkota.go.id) – ‘Peduli dan Berbagi’ adalah tema peringatan hari jadi ke-107 Kota Malang. Tema ini diambil mengingat situasi dan kondisi masih dalam pandemi Covid-19, sehingga mengharuskan Pemerintah Kota Malang memfokuskan kebijakan program dan kegiatan yang diarahkan pada langkah dan upaya pencegahan dan pemutusan mata rantai penyebaran Covid-19.
Upaya tersebut ditekankan pada kepedulian semua pihak untuk keberhasilan pelaksanaan gerakan 6 M, yaitu memakai masker, mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, menjaga jarak, mengurangi mobilitas, meningkatkan imun dengan pola makan sehat dan berolahraga, serta menjauhi kerumunan.
Dengan meningkatkan nilai-nilai kepedulian tersebut akan mendorong semua untuk semakin menguatkan nilai simpati dan empati yang diwujudkan dalam sikap berbagi. Demikian juga dengan keberadaan RW tangguh, kampung tangguh, sekolah tangguh, perkantoran tangguh, dan tempat ibadah tangguh menjadi sebuah keniscayaan apabila diikuti dengan peneguhan nilai kepedulian dan berbagi yang dikuatkan dengan strategi pentahelix.
Beberapa hal itulah yang disampaikan Wali Kota Malang, Drs. H. Sutiaji pada peringatan hari jadi ke-107 Kota Malang di halaman balai kota pada Kamis (011/04/2021). Beranjak dari hal tersebut, menurutnya, tentu ungkapan syukur juga terus dipanjatkan atas usia yang lebih dari satu abad ini.
“Melalui peringatan penting ini mari kita jadikan sebagai momen untuk meningkatkan kebersamaan, kekompakan dan memupuk rasa persatuan dan kesatuan sekaligus penguatan semangat satu jiwa Arema dalam mewujudkan kemajuan dan kesejahteraan Kota Malang,” imbuhnya.
Terlebih di masa pandemi Covid-19 yang masih melanda sekarang ini. Di mana dampak yang diberikan begitu luar biasa. Kondisi sosial dan ekonomi yang mengalami penurunan menjadi salah satu alasan untuk meningkatkan rasa kepedulian, berbagi, dan saling menguatkan.
“Sebagaimana halnya konsep kolaborasi pentahelix lintas elemen yang selama ini sudah terjalin, diharapkan tetap dalam spirit yang sama berjuang bersama untuk keluar dari pandemi Covid-19,” urai pria berkacamata itu.
Untuk itu, lanjut Sutiaji, guna mengembangkan sektor perekonomian di Kota Malang sangat membutuhkan keterlibatan elemen pemerintah, akademisi, dunia usaha, masyarakat/komunitas dan media dalam bingkai pentahelix, utamanya di sektor ekonomi kreatif dengan menguatkan peranan usaha mikro kecil menengah (UMKM) yang dimiliki Kota Malang.
“Karena sebagaimana kita ketahui, saat ini sektor ekonomi kreatif menjadi tulang punggung perekonomian nasional. Karena dapat menggerakkan ekonomi sektor riil secara masif dan signifikan. Oleh karenanya, dalam pembangunan ke depan Kota Malang akan menjadikan sektor ekonomi kreatif sebagai lokomotif masa depan ekonomi kota,” sambungnya.
Lebih jauh Sutiaji mengatakan, sebagai wujud komitmen Pemerintah Kota Malang terhadap pengembangan sektor ekonomi kreatif yang dititikberatkan pada penyediaan infrastruktur, pengembangan ekosistem, dan peningkatan pemasaran. Pada tahun 2021 ini akan mulai dibangun Malang Creative Center dan diperkirakan selesai tahun 2022. Malang Creative Center akan menjadi pusat aktivitas atau sebagai co-working space dan sebagai pusat interaksi para pelaku ekonomi kreatif potensial untuk saling berkolaborasi. Pemanfaatan dan pengelolaan Malang Creative Center merupakan program prioritas Kota Malang di tahun 2021.
Menyikapi hal tersebut, komunitas kreatif Kota Malang harus dapat memanfaatkan peluang, kesempatan dan fasilitas yang diupayakan Pemerintah Kota Malang. Harapannya komunitas startup Kota Malang akan terus berkembang. Masih banyak pekerjaan rumah bagi Pemerintah Kota Malang yang harus dicarikan solusi sekaligus dituntaskan di antaranya yang pertama adalah revitalisasi pasar.
“Untuk tahun 2021, ada tiga pasar yang akan dibangun, yakni Pasar Madyopuro, Pasar Lesanpuro, dan Pasar Kotalama,” ungkap Sutiaji.
Meskipun di masa Covid-19, jelas dia, diharapkan dapat direalisasikannya agar kondisi pasar rakyat di Kota Malang semakin tertata dan nyaman bagi para pedagang maupun konsumen dan ini sekaligus merupakan salah satu penyediaan sarana dan upaya penguatan ekonomi bagi masyarakat.
“Yang kedua, terkait permasalahan banjir dan genangan air yang sering terjadi di beberapa titik, terutama saat intensitas hujan berlangsung cukup tinggi. Terlebih akhir-akhir ini cuaca ekstrem dengan curah hujan tinggi dan angin kencang melanda Kota Malang yang tidak saja menyebabkan banjir, namun juga banyak pohon tumbang,” paparnya.
Untuk itu, perlu adanya upaya untuk mengatasi hal tersebut, salah satunya dengan adanya program sumur injeksi yang diharapkan mampu mengatasi masalah banjir dan genangan yang telah menjadi permasalahan lingkungan dan isu publik.
“Selain itu, penguatan komunitas lingkungan serta Satuan Tugas (Satgas) Gerakan Angkat Sampah dan Sedimen (GASS) penting untuk lebih didukung perannya guna membersihkan seluruh gorong-gorong di Kota Malang dalam upaya mencegah terjadinya sumbatan aliran air. Dan mengenai pohon yang tumbang, penting untuk dilakukan deteksi dan memetakan pohon–pohon yang sudah terlihat mulai keropos untuk bisa ditebang,” urai Sutiaji.
Sedangkan terkait permasalahan kemacetan, Pemerintah Kota Malang sedang berupaya membuka jalan-jalan baru, seperti menjadikan jalan tembusan dari exit tol Malang menuju Sulfat, membuka jalur lingkar barat di kawasan Tunggulwulung, untuk mengurai kemacetan di kawasan Jalan MT Haryono hingga Jalan Mayjend Panjaitan, mengingat kawasan tersebut merupakan arus utama masyarakat menuju Kota Batu maupun sebaliknya, menuju tengah Kota Malang.
“Pemerintah Kota Malang juga akan melakukan pelebaran jalan di kawasan Ranugrati, Jalan Puntodewo dan Sawojajar. Tentu upaya pembangunan tersebut dilakukan, selain untuk mengurai kemacetan, juga memudahkan akses mobilitas masyarakat sebagai bagian dari peningkatan di sektor perekonomian. Semuanya itu akan dapat diwujudkan dengan adanya partisipasi aktif dan dukungan dari segenap masyarakat Kota Malang,” pungkas Sutiaji. (say/ram)