Malang (malangkota.go.id) – Wali Kota Malang Drs. H. Sutiaji memberi apresiasi dan mengucapkan terima kasih kepada anggota Perhimpunan Donor Darah Indonesia (PDDI) dan Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Malang yang telah menggelar ‘Screening Massal Plasma Konvalesen’ di gazebo Balai Kota Malang, Sabtu (14/8/2021). Menurutnya, plasma konvalesen saat ini banyak dibutuhkan warga di hampir semua kabupaten/kota, termasuk Kota Malang.
Untuk mendapat plasma konvalesen, kata dia, memang tidak mudah karena para calon pendonor harus melewati sejumlah pemeriksaan dan memenuhi beberapa persyaratan. Seperti kesehatan jasmani, tidak menerima tranfusi darah minimal dalam tiga bulan terakhir dan 14 hari sebelum mengikuti screening tidak mengalami sakit.
Beberapa hal itu yang disampaikan orang nomor satu di Pemkot Malang itu usai meninjau gelaran tersebut dan menjadi salah satu calon pendonor plasma konvalesen. Dari screening yang diikuti 90 orang beberapa waktu lalu, terang dia, hanya sekitar 29 orang yang memenuhi syarat untuk menjadi pendonor konvalesen. Di sinilah salah satu tingkat kesulitan untuk mendapatkan plasma konvalesen tersebut.
Ditambahkan Wali Kota Sutiaji, beberapa waktu lalu dia banyak mendapat pesan pribadi melalui ponselnya jika banyak warga Kota Malang yang meminta dibantu untuk mencari dan membutuhkan plasma konvalesen. Bahkan tak sedikit warga Kota Malang yang hingga mencari plasma konvalesen ke kota lain seperti Surabaya dan Sidoarjo.
“Maka dari itu, sebagai Ketua PDDI Kota Malang maupun sebagai wali kota, saya mengajak warga masyarakat pernah terpapar Covid-19 agar mengikuti screening. Jika jumlah calon pendonor jumlahnya banyak, maka kemungkinan besar yang memenuhi syarat juga akan lebih banyak,” ajak pria berkacamata itu.
Setetes darah yang dikeluarkan untuk donor, jelas Sutiaji, akan sangat membantu orang yang membutuhkan dan bahkan bisa menyelamatkan nyawa seseorang. “Persyaratan donor darah biasa memang berbeda untuk dengan donor plasma dari sisi persyaratan maupun prosesnya. Meski demikian, dengan kebersamaan dan saling peduli, saya optimis nantinya akan banyak calon pendonor plasma konvalesen,” tandasnya.
Webi Ayung, salah satu peserta screening mengaku tergugah untuk menjadi salah satu pendonor meski dia sebelumnya belum pernah mendonorkan darahnya. Perempuan berhijab ini merasa terpanggil untuk membantu dan meringankan beban warga yang terpapar Covid-19.
“Setidaknya saya sudah merasakan bagaimana saat terpapar Covid-19, sehingga saya memutuskan untuk menjadi pendonor,” ungkapnya. (say/ram)