Berita Sosial dan Kesra

Merawat Budaya Leluhur Jawa dari Peringatan 1 Suro

Malang (malangkota.go.id) – Puluhan umat aliran kepercayaan dari berbagai daerah hadir di gedung Dharma Sabha di kompleks Kantor Pepabri Kota Malang, Minggu (22/8/2021). Di bawah koordinasi dewan pengurus pusat naluri budaya leluhur spiritual mereka menggelar peringatan tahun baru Jawa atau 1 Suro serta memanjatkan doa bersama.

Wakil Wali Kota Malang Ir. H. Sofyan Edi Jarwoko menyampaikan pesam pentingnya menjaga budaya warisan leluhur

Doa bertajuk tulak balak tersebut dipanjatkan agar semua umat selamat dan pandemi covid-19 segera berakhir. Perayaan yang mengusung tema ‘kita wujudkan persatuan dan persaudaraan universal untuk menuju dunia satu keluarga demi memayuhayuning bawana ini’ merupakan salah satu budaya tradisional dan warisan leluhur suku Jawa atau Kejawen. Sehingga harus terus dilaksanakan agar tidak punah ditelan oleh kemajuan zaman. Dari acara nguri-nguri budaya atau melestarikan budaya ini diharapkan bisa diwarisi oleh generasi penerus bangsa.

Pesan itulah yang disampaikan Wakil Wali Kota Malang Ir. H. Sofyan Edi Jarwoko saat menghadiri perayaan tersebut. Menurutnya, gelaran ini harus diapresiasi karena selain sebagai upaya menjaga budaya leluhur peserta perayaan juga memanjatkan doa agar pandemi ini segera berakhir. Yang tak kalah menarik sebagian besar dari peserta upacara adalah para veteran yang turut berjuang merebut kemerdekaan bangsa ini di zaman penjajahan.

“Saat ini kita maknai bahwa menghadapi covid ini adalah cara komunikasi Tuhan kepada kita, cara Tuhan menguji kepada kita supaya lebih tangguh. Supaya lebih kuat sehingga kalau kita mampu lolos dalam menghadapi pandemi ini tentu kita akan mampu karena sudah terlatih,” imbuhnya.

Lebih jauh pria yang kerab disapa Bung Edi itu mengatakan, jika orang mampu menghadapi situasi ini, maka ke depan mungkin jauh lebih baik. “Kalau kondisi ini terbangun di seluruh insan dan anak bangsa kita, maka itu sebetulnya adalah modal yang sangat besar untuk tumbuh dan berkembangnya NKRI seiring dengan perkembangan dunia yang semakin lestari, semakin bagus dan semakin damai,” urainya.

Sementara itu, salah satu pengurus naluri budaya leluhur budaya spiritual, Indah Tria Ningsih menyampaikan jika melalui perayaan ini pihaknya ingin memperkenalkan atau memberitahukan kepada khalayak, bahwa inilah tahun barunya umat aliran kepercayaan dan perlu dilestarikan.

“Karena selama ini dari banyak kegiatan yang sebenarnya khusus untuk memperingati hari tahun barunya Jawa, tapi lebih ke banyak yang sudah bercampur dengan adat dan kebudayaan yang berbeda-beda,” ujarnya.

Perayaan seperti ini, kata dia, selalu dilakukan tiap tahun yang sekaligus untuk nguri-nguri budaya leluhur. Jadi acara ini untuk mempertahankan apa yang sudah menjadi sebenarnya tradisi umat aliran kepercayaan.

“Milik kita dari zaman dahulu sampai sekarang dan sekarang lebih ke milenial. Kita tunjukkan bahwa budaya kita itu tidak terbelakang, dan sebenarnya budaya kita itu juga maju dan sama dengan budaya lain,” ungkap Indah.

Dalam perayaan tradisi yang sekaligus memperingati HUT ke-76 RI ini, umat aliran kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa juga mengajak seluruh elemen bangsa, terutama kaum muda agar bisa mengisi kemerdekaan ini dengan ha-hal positif. Selain itu, tersirat juga pesan agar kaum muda turut menjaga dan melestarikan budaya warisan leluhur bangsa ini agar tidak tergerus terpaan angin kemajuan zaman yang saat ini nyaris semakin tak terbendung terutama dari budaya asing. (say/ram)

Leave a Comment

Your email address will not be published.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

You may also like

Skip to content