Blimbing, (malangkota.go.id) – Badan Pimpinan Daerah (BPD) Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Jawa Timur menggelar Rapat Kerja Daerah (Rakerda) 1 Tahun 2022 di Hotel Grand Mercure, Rabu (12/1/2021).
Wali Kota Malang Drs. H. Sutiaji mengungkapkan, dari rakerda 1 PHRI Jawa Timur ini Pemerintah Kota (Pemkot) Malang berharap mendapatkan rekomendasi terbaik untuk pemerintah maupun internal PHRI. Tujuannya untuk bersama membangkitkan pariwisata di Jawa Timur dan juga tingkat nasional.
“Kami berharap dengan adanya kegiatan ini, PHRI bersama pemerintah bisa berkolaborasi untuk membangkitkan pariwisata yang sangat terdampak akibat adanya pandemi Covid-19,” jelas Sutiaji.
Pandemi Covid-19 menjadi ujian, baik bagi pemerintah maupun dunia pariwisata. Pihaknya berharap melalui rakerda ini dapat menghasilkan solusi mengatasi permasalahan yang dihadapi dunia pariwisata sehingga segera bisa bangkit.
“Untuk itu sangat perlu terus dibutuhkan kerja sama dan kolaborasi baik dengan pemerintah, PHRI dan segenap elemen masyarakat yang lain untuk bisa bersama sama memajukan dunia pariwisata,” ujarnya.
Ketua BPD PHRI Jawa Timur Dwi Cahyono, SE mengatakan, industri pariwisata saat ini diuji dengan pandemi Covid-19. Di mana keberadaan Covid-19 sangat memukul dunia pariwisata. Untuk itu, dalam rakerda ini BPD PHRI Jawa Timur sangat berharap adanya kebersamaan dalam menghadapi situasi dan kondisi yang ada.
“BPD PHRI Jawa Timur senantiasa melakukan berbagai upaya untuk mendukung pemerintah dan Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dalam hal pemulihan sektor pariwisata,” kata Dwi Cahyono.
Selama pandemi, kata dia, PHRI tidak bisa melakukan banyak koordinasi, terutama untuk membuat program kerja karena lebih konsentrasi terhadap masalah kesehatan. Karena saat ini Covid-19 mulai melandai, PHRI mulai menggerakkan pariwisata di daerah-daerah agar kemajuan pariwisata kembali bangkit.
“Di Januari 2022 ini kita buat program kerja untuk tahun 2022 sampai dengan 2023. Hal ini dilakukan karena semua situasi telah berubah, baik itu masyarakatnya, dan fasilitas pariwisatanya. Semuanya sudah tidak sama dengan di masa sebelum pandemi Covid-19. Ini harus direspons cepat agar pariwisata di Jawa Timur bisa bangkit kembali,” pungkasnya. (cah/ram)