Malang, (malangkota.go.id) – World Health Organization (WHO) 2020 merilis data kanker di Indonesia. Hasilnya adalah kanker masih jadi masalah kesehatan terbesar di Indonesia dengan 400 ribu kasus baru dan 230 ribu kematian. Data Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Malang menunjukkan bahwa jumlah kanker payudara dan kanker serviks tahun 2021 mendominasi.
“Jumlah kasus kanker payudara 360 kasus, meningkat satu kasus jika dibandingkan tahun 2020. Berikutnya, kanker serviks pada tahun lalu 50 kasus,” ungkap Kepala Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular dan Kesehatan Jiwa Dinkes Kota Malang Muhammad Zamroni.
Zamroni mengatakan, lebih sedikit bila dibandingkan dengan tahun 2020 sebanyak 77 kasus. Banyak terjadi pada kelompok usia produktif, yaitu antara 15-59 tahun. Penyebab utama kanker adalah perubahan (mutasi) genetik pada sel, sehingga mutasi genetik akan membuat sel menjadi abnormal.
“Sebenarnya tubuh memiliki mekanisme tersendiri untuk menghancurkan sel abnormal ini, bila mekanisme tersebut gagal sel abnormal akan tumbuh secara tidak terkendali,” imbuhnya.
Lebih lanjut, Zamroni mengungkapkan, bahwa dalam upaya menekan angka kasus kanker, Dinkes Kota Malang terus melakukan berbagai upaya. Misalnya memberikan edukasi melalui berbagai media dan meningkatkan kesadaran masyarakat untuk melakukan deteksi dini terhadap penyakit tidak menular (PTM), termasuk penyakit kanker ini. Menurutnya, pola hidup sehat juga sangat berpengaruh terhadap kesehatan.
“Mari kita terapkan CERDIK alias Cek kesehatan secara berkala, Enyahkan asap rokok, Rajin olahraga, Diet seimbang, Istirahat cukup, dan Kelola stres dengan baik. Penyakit kanker bisa sembuh bila terdeteksi sedini mungkin dan tidak sampai ke stadium lanjut,” katanya.
Dinkes Kota Malang mengajak masyarakat untuk selalu waspada dan secara aktif memeriksa kesehatan payudara sedini mungkin. Menurutnya, masyarakat bisa secara mandiri melakukan Sadari atau Periksa Payudara Sendiri. Sedangkan untuk kanker serviks bisa melalui periksa IVA ke fasilitas kesehatan terdekat.
“Kesadaran masyarakat terhadap bahaya kanker harus terus ditingkatkan. Salah satunya dengan ditetapkan 4 Februari sebagai Hari Kanker Sedunia. Semoga warga Kota Malang terhindar dari penyakit ini,” sambungnya.
Pada 2022 ini, tema yang diangkat adalah ‘Close the Care Gap.’ Tema ini diangkat karena melihat fakta bahwa masih banyak terjadi ketidakadilan dalam perawatan kanker di seluruh dunia. Beberapa ketidaksetaraan yang kerap menjadi hambatan dalam mendapatkan pengobatan kanker, seperti pendapatan, pendidikan, lokasi dan diskriminasi berdasarkan etnis, jenis kelamin, orientasi seksual, usia, kecacatan, dan gaya hidup..
“Sehubungan dengan hal itu, maka semua pihak di seluruh dunia diharapkan harus memiliki kesadaran tentang pentingnya penyamarataan perawatan kanker tanpa membeda-bedakan ras, suku, agama, dan lainnya,” pungkasnya. (ari/ram)