Berita Perempuan

Jurus Jitu Eny Hari Imbangi Kehidupan Keluarga dan Pekerjaan

Malang, (malangkota.go.id) – Perempuan zaman dulu diidentikkan hanya untuk mengurus anak dan rumah. Namun kini, paradigma telah berubah. Wanita masa kini tak kalah dengan kaum laki-laki, punya cita dan kapabilitas yang tak bisa dipandang sebelah mata.

Kepala Dispendukcapil Kota Malang, Dra. Eny Hari Sutiarny, MM

Seperti yang diungkapkan Dra. Eny Hari Sutiarny, MM bahwa perempuan kini tak hanya mengurus rumah tangga. “Perempuan sekarang ini sudah ingin berkarir. Perempuan masa kini memiliki semangat tinggi, kepercayaan diri tinggi, dan yakin terhadap kemampuan diri serta memiliki prinsip hidup yang kuat,” ungkapnya.

Eny yang dipercaya sebagai lurah perempuan pertama di Kota Malang ini menyatakan, di era sekarang tidak ada hal mustahil untuk dilakukan seorang perempuan. Hari Kartini menjadi sebuah peringatan bagi perempuan agar terus percaya diri, tidak menyerah untuk mewujudkan cita-cita dengan melakukan berbagai kegiatan positif sesuai bidangnya masing-masing.

Menjalani karir di pemerintahan selama lebih dari 30 tahun, membuat Eny menjadi sosok yang cukup disegani. Pengalamannya di beberapa unit kerja membuatnya memiliki kapabilitas yang layak diperhitungkan. Tak heran jika perempuan yang tinggal di daerah Madyopuro ini juga pernah menjadi staf ahli Pemerintah Kota Malang. Kini, penyuka ikan asap ini mengemban tugas sebagai Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Malang sejak Januari 2017.

Saat ditanya pengalaman yang paling berkesan dalam karir kepemimpinannya, penyuka wisata alam ini menceritakan pengalamannya saat dia dipercaya sebagai Lurah Sukun.

“Saat itu reformasi, Januari 1999 saya ditugaskan sebagai Lurah Sukun. Saat itu kan masyarakat banyak yang tidak percaya pada pemerintah. Itu saya harus bisa meyakinkan masyarakat, karena saya utusannya pemerintah. Saya ya mir-mir’en (kuatir), untungnya suasana sudah cukup kondusif. Kita lebih banyak turun langsung ke masyarakat, jarang di kantor,” tuturnya.

Perempuan yang sempat menjabat sebagai Plt. Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) ini menuturkan, dalam berkarir di pemerintahan sebenarnya tidak ada tantangan yang paling besar jika inner circle mendukung penuh. “Tidak ada yang berat menurut saya, yang terpenting dalam keluarga mengerti peran dan tugasnya masing-masing. Seperti suami saya mendorong sekali untuk saya berkarir,” ungkapnya.

Dalam hal membagi waktu antara pekerjaan dan keluarga, ibu dua orang putra ini mengungkapkan yang terpenting kualitas saat berkumpul bersama. “Yang penting itu kualitas pertemuan, bukan lamanya, bukan kuantitasnya. Kalau misalnya kita pulang kerja jangan terlihat capek, jangan cemberut. Ini akan berpengaruh pada suasana rumah dan kualitas perjumpaan dengan keluarga. Demikian juga sebaliknya, ketika ada masalah di rumah jangan sampai terbawa ke kantor dan urusan pekerjaan,” tuturnya.

“Saya dan keluarga hingga kini masih suka pergi bersama. Seringnya naik motor juga, berboncengan. Kebetulan anak-anak sudah besar. Jadi kita janjian dulu waktunya. Di rumah kami juga biasa mengerjakan pekerjaan rumah bersama-sama. Sudah ada pembagian tugasnya. Ini menurut saya juga bentuk komunikasi yang indah,” tuturnya.

Perempuan yang juga sebagai pengurus Komunitas Kain dan Kebaya Indonesia ini getol mengajak masyarakat, khususnya perempuan untuk mencintai kekayaan Indonesia berupa wastra, seperti batik, tenun, kebaya, dan lain sebagainya. Perempuan berhijab ini juga mengajak perempuan Indonesia untuk selalu tersenyum.

“Jika terbiasa tersenyum dengan ikhlas, maka akan mempengaruhi perasaan dan pikiran kita, termasuk orang-orang di sekitar akan turut merasa bahagia dan nyaman,” tutupnya. (ari/ram)

Leave a Comment

Your email address will not be published.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

You may also like

Skip to content