Malang (malangkota.go.id) – Menikmati kawasan wisata Kayutangan, ternyata tidak terbatas di sepanjang koridor Jalan Basuki Rahmat saja. Rasanya, perlu juga untuk blusukan menikmati potensi kuliner yang ada di dalam gang-gang di wilayah Kayutangan.
Di salah satu gang, tepatnya di Gang 2, Nawak Ngalam bisa menemukan salah satu kuliner legendaris yang sudah berdiri sejak tahun 1958, yaitu Warung Wak Nap.
Warung ini berdiri di sebuah bangunan sederhana, di sebelah kanan jalan tidak jauh dari gapura pintu masuk Gang 2. Warna cat kuning yang menghiasi seluruh bangunan, membuat Nawak Ngalam tidak akan kesulitan mencari lokasi warung ini meski terletak di dalam gang.
Warung Wak Nap menyajikan beberapa menu makanan, di antaranya soto, rawon, nasi pecel dan nasi campur. Yang menjadi favorit para pelanggan di warung ini adalah soto babat yang tersaji hangat di sebuah piring. Untuk menemani sajian soto tersebut, Nawak Ngalam akan disuguhkan aneka lauk pendamping yang bisa dipilih sendiri, di antaranya perkedel kentang dan juga aneka sate seperti misalnya sate daging dan sate usus.
Untuk bisa menikmati hidangan-hidangan tersebut, Nawak Ngalam cukup menyiapkan dana sebesar Rp15.000,00 hingga Rp25.000,00 untuk setiap porsi makanannya.
Yanti, pemilik warung, bercerita, ia adalah generasi ketiga yang mengelola warung tersebut. Awalnya, neneknya yang memulai usaha pada tahun 1958 di lokasi yang sama. Usaha tersebut kemudian berlanjut dikelola oleh ibu dan budenya, dan kini Yanti melanjutkan usaha turun-temurun keluarganya tersebut.
“Untuk memasak semua makanan ini, ibu saya masih turun tangan langsung. Jadi semua makanan ini masih menggunakan resep asli yang sama dari mbah saya mulai berjualan di tahun 1958 itu,” ujarnya.
Dalam sehari, rata-rata bisa menghabiskan 3 kg beras untuk dijual ke pelanggannya yang kebanyakan merupakan karyawan dari kantor-kantor di sekitar Kayutangan. Tidak hanya karyawan aktif yang setia datang ke warungnya, tetapi juga para karyawan yang sudah pensiun maupun yang sudah pindah, kerap datang kembali ke warungnya.
“Sebelum pandemi, saya bisa berjualan hingga 7 kg beras. Tapi karena pandemi ini, jadi harus saya turunkan karena pelanggan juga berkurang,” tambahnya.
Warung Wak Nap buka setiap hari sejak pukul tujuh pagi hingga siang hari, dan tutup ketika hidangan sudah habis. Akan tetapi, jika ingin menikmati semua hidangan dengan lengkap, ada baik ya untuk datang sebelum pukul 12.00 WIB, karena lewat dari jam tersebut, siap-siap harus rela kehabisan beberapa menunya. (ayu/ram)