Malang, (malangkota.go.id) – Sebagai kota yang minim dengan wisata alam, Kota Malang terus menggenjot jumlah kunjungan wisatawan dari sektor lain, seperti halnya wisata heritage atau dari tempat-tempat bersejarah. Kali ini salah satunya melalui Tempat Pemakaman Umum (TPU) Sukun Nasrani atau yang lebih dikenal dengan sebutan makam londo atau Belanda.
Pasalnya, di makam yang diperkirakan ada sejak tahun 1920 ini banyak menyimpan sejarah yang belum terekspos. Terkait hal tersebut, maka pada Jumat (17/6/2022) dikukuhkan Forum Komunikasi Tata Kelola Lingkungan Heritage (FKTKLH). Muhammad Imam Samsul Arifin selaku ketua forum ini mengatakan, nantinya akan menginventarisir berbagai sejarah, seperti sejak awal adanya pemakaman, siapa saja tokoh dan pejuang yang dimakamkan, termasuk para tentara penjajah yang dimakamkan di makam ini.
Sehingga, kata dia, dari makam londo ini bisa menjadi wisata sejarah dan atau edukasi bagi generasi bangsa. “Sejumlah pihak, seperti ahli sejarah, budayawan dan keluarga ahli waris jika masih ada akan dilibatkan agar hasil dari inventarisir lebih maksimal,” imbuh Imam.
Dan yang mungkin belum banyak orang tahu, disampaikan dia, bahwa tiga kali dalam setahun Kedutaan Jepang menggelar ritual tabur bunga dan doa bersama di area makam ini “Dari agenda tersebut tentu akan menambah sumber rujukan sejarah yang kuat untuk dibukukan. Yang tak kalah menarik, karena arsitektur bangunan makam ini sangat bagus, ke depan akan dimunculkan wisata makam pada malam hari,” sambung Umam.
Program lainnya, yaitu dengan menguatkan wisata petik kopi tulang. Wisata yang dalam beberapa bulan terakhir mulai dikembangkan ini mulai diminati wisatawan meski hanya wisatawan domestik. “Pada intinya kami akan berupaya semaksimal mungkin agar apa yang kami programkan terealisasi dengan baik,” tegas Imam.
“Kalau program jangka pendek kami saat ini, kita akan melakukan terkait makam-makam yang ada di kuburan londo yang berada di luar daftar. Jadi gini, ada beberapa makam yang jejaknya sudah tidak terlihat. Dalam artian begini, kalau cocok beberapa makam yang di belakang itu banyak makam-makam lama yang akan kita eksplor, kita cari datanya, kalau memang memungkinkan ahli waris atau keluarga dari yang memiliki makam tersebut,” jelasnya.
Berbagai program ini mendapat respons positif dari Wakil Wali Kota Malang Ir. H. Sofyan Edi Jarwoko. Saat menghadiri pembentukan forum tersebut, dia berpesan agar dalam pengelolaannya melibatkan banyak pihak. Misalnya kelompok sadar wisata, tokoh agama dan masyarakat setempat, agar lebih tertata dan mereka turut terdampak, khususnya dari sisi peningkatan ekonomi.
Pria berkacamata itu menambahkan, tentu akan dikaji apa yang ada di kawasan ini, di makam Sukun ini. Yang paling utama dari verifikasi yang ada, kondisi yang ada, sistemnya itu tentu akan dilakukan langkah-langkah nyata ke depannya. Sehingga semua terdata dan terawat dengan baik secara tertib.
“Forum ini perlu juga mengatur bagaimana kegiatan yang ada disini dan bersinergi dengan UPT Pemakaman. Karena ini adalah sesuatu seperti yang saya sampaikan tadi, mewah, mahal, dan sebagainya, maka membutuhkan keikutsertaan semua pihak, yang pada akhirnya lahirlah forum ini,” pungkas pria yang akrab disapa Bung Edi itu. (say/ram)