Malang, (malangkota.go.id) – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Malang menggelar Exit Ceremony Gebyar Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN), Kamis (10/11/2022). Gelaran ini merupakan penutup dari kegiatan BIAN yang dimulai pada bulan Agustus lalu.
Kepala Dinkes Kota Malang, dr. Husnul Muarif menyampaikan bahwa diselenggarakannya BIAN adalah dalam rangka percepatan imunisasi rutin lengkap, serta mencapai dan mempertahankan kekebalan populasi yang tinggi dan merata. Hal ini sebagai upaya pencegahan kejadian luar biasa penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (KLB PD3I).
“Untuk BIAN kita sudah di atas 95 persen. Nah BIAN ada dua, yakni imunisasi kejar dan imunisasi measles and rubella (MR) yang dilaksanakan pada bulan Agustus kemarin,” ungkap dr. Husnul.
Kadinkes menyampaikan bahwa secara keseluruhan Kota Malang sudah mencapai target. Dengan capaian tersebut, artinya imunitas kelompok sudah tercapai. Diharapkan semua pihak bersinergi untuk terus menyukseskan program imuniaasi bayi, balita, dan anak usia sekolah untuk mendapatkan imunisasi secara lengkap, sehingga tercapai herd immunity.
“Dengan demikian menurunkan risiko transmisi manakala ada balita yang tertular. Memang ada di bawah 95 persen persen, namun ada juga yang lebih dari 100 persen. Secara akumulatif sudah lebih dari 95 persen,” sambungnya.
“Diharapkan semua pihak bersinergi dalam menyukseskan program imuniaasi bayi, balita, dan anak usia sekolah untuk mendapatkan imunisasi secara lengkap, sehingga tercapai herd immunity,” ujar dr. Husnul
Lebih lanjut, dr. Husnul menyampaikan diselenggarakannya BIAN ini selain untuk meningkatkan kekebalan anak. Namun juga untuk menghentikan transmisi virus campak dan rubela di semua wilayah Indonesia. Selain itu, juga untuk mempertahankan Indonesia bebas polio dan mewujudkan eradikasi polio global pada tahun 2026, serta mengendalikan penyakit difteri dan pertusis.
Wali Kota Malang, Drs. H. sutiaji menyampaikan apresiasi atas keberhasilan pelaksanaan Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN) di Kota Malang yang telah mencapai target.
“Anak adalah titipan Tuhan, baik buruknya anak tergantung kita. Negara memiliki kekuatan luar biasa bahwa berdirinya negara adalah untuk memberikan jaminan seluruhnya kepada masyarakat. Apapun yang menjadi program pemerintah pusat insyaallah memiliki nulai kebaikan bagi masa depan bangsa. Maka wajib hukumnya lurah, camat dan kepala daerah juga para tokoh masyarakat untuk mendukung itu,” ujar wali kota.
Walau telah melampaui target minimal capaian BIAN, Sutiaji menyebut masih ada beberapa daerah dan kelompok masyarakat yang masih minim literasi. Sehingga belum mau mendapatkan imunisasi dengan berbagai alasan. Menurutnya, kolaborasi hexahelix juga sangat dibutuhkan dalam memberi literasi bagi masyarakat akan pentingnya vaksinasi bagi anak.
“Ini akan kami lakukan literasi dengan berbagai pendekatan. Mudah-mudahan semakin hari semakian bagus capaiannya,” pungkasnya.
Pada kesempatan ini pula diberikan beberapa penghargaan dalam pelaksanaan BIAN di Kota Malang. Ada enam kelurahan yang berhasil mencapai Universal Child Immunization (UCI), yakni Kelurahan Purwantoro, Kelurahan Balearjosari, Kelurahan Bunulrejo, Kelurahan Jodipan, Kelurahan Tulusrejo, dan Kelurahan Tunggulwulung.
Puskesmas terbaik dalam pelaksanaan BIAN adalah Puskesmas Mojolangu dan Puskesmas Kendalkerep. Sebagai pelaksana terinovatif dalam BIAN diraih oleh Puskesmas Rampal Celaket. Sementara, fasilitas kesehatan swasta terbaik dalam pelaksanaan BIAN adalah RSIA Melati Husada.
Juga bagi lima Pusat Kegiatan Gugus (PKG) di lima kecamatan Kota Malang yang mendukung kegiatan BIAN, serta diserahkan pula atas Kategori Koordinator Imunisasi Terbaik dalam Pelaksana Program Imunisasi kepada Jemi Barus (Puskesmas Pandanwangi), Maulia Nursuria (Puskesmas Polowijen), dan Wiwin Wulandari (Puskesmas Dinoyo). (ari/ram)