Berita inflasi

Tanggulangi Inflasi dan Berdayakan Petani, Dispangtan Serahkan Bantuan

Malang, (malangkota.go.id) – Wali Kota Malang, Drs. H. Sutiaji bersama Wakil Wali Kota Malang, Ir. H. Sofyan Edi Jarwoko menyerahkan berbagai bantuan kepada kelompok tani di Pertanaman Padi Kelompok Tani Mukti V, Kelurahan Bakalan Krajan, Selasa (13/12/2022). Pemberdayaan pertanian perkotaan yang diinisiasi oleh Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (Dispangtan) Kota Malang ini bertujuan untuk menekan terjadinya inflasi.

Wali Kota Malang, Drs. H. Sutiaji bersama Wakil Wali Kota Malang, Ir. H. Sofyan Edi Jarwoko menyerahkan berbagai bantuan kepada kelompok tani di Pertanaman Padi Kelompok Tani Mukti V, Kelurahan Bakalan Krajan, Selasa (13/12/2022).

Wali Kota Sutiaji mengatakan, kegiatan ini juga mendukung arahan dari Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo, bahwa pemberian bantuan tersebut untuk menghadapi terjadinya inflasi dengan menggerakkan menanam tanaman yang cepat panen. Di Kota Malang, Pemkot Malang juga konsentrasi memberdayakan warga untuk bercocok tanam sistem urban farming.

“Dengan lahan terbatas, masyarakat bisa menanam tanaman untuk kebutuhan keluarga. Tujuannya untuk ketahanan pangan keluarga,” ujar Sutiaji.

Sutiaji berharap, warga yang menerima berbagai bantuan dari pemerintah agar memaksimalkan dalam bercocok tanam. Sehingga apa yang diberikan oleh pemerintah bisa memberikan manfaat untuk kebutuhan pangan keluarga.

“Kami berharap dengan sistem urban farming ini, lahan pertanian saat ini tidak berubah fungsi. Lahan pertanian ya tetap lahan pertanian,” sambungnya.

Untuk itu, Pemkot Malang saat ini mengusulkan adanya lahan sawah dilindungi (LSD). Mestinya, kata dia, ada kebijakan insentif dan disinsentif. Insentifnya adalah memberikan bantuan kepada petani. Bantuan tersebut bisa berupa bibit, pupuk, dan lain sebagainya.

Pada acara ini, Dispangtan Kota Malang juga melakukan sampling ubinan tanah per hektar. Tujuannya untuk mengetahui hasil panen jika ditanam padi. “Dari samping tadi, diketahui dari 1 hektar lahan dapat menghasilkan 1,5 ton. Berarti ada 55 juta dibagi empat bulan, maka terlihat kesejahteraan petani masih memprihatinkan,” katanya.

Oleh karena itu, sambungnya, harus ada inovasi untuk mendorong petani di Kota Malang agar memiliki penghasilan dengan memanfaatkan lahan yang ada. Misalnya, jika masih ada lahan tersisa bisa dibuat untuk ternak ayam, budidaya ikan, dan lainnya.

“Lahan pertanian di Kota Malang saat ini tinggal 804 hektar di lima kecamatan. Di Kecamatan Sukun ada 157 hektar dan Kelurahan Bakalan Krajan ada 42 hektar,” ucap Wali Kota Sutiaji itu.

Sementara itu, Kepala Dispangtan Kota Malang, Slamet Husnan Hariyadi mengatakan, Pemkot Malang fokus mengembangkan pertanian perkotaan atau urban farming. Harapannya ketahanan pangan mulai dari tingkat keluarga, rukun tetangga, dan rukun warga bisa dipertahankan. Oleh karena itu, pihaknya memberikan bantuan kepada para petani.

“Pemberian bantuan ini sesuai dengan amanat presiden untuk mengendalikan inflasi dengan menggalakkan penanaman tanaman cepat panen,” kata Slamet.

Bantuan yang diberikan, di antaranya 3 unit hand traktor, 10 unit power weeder, jaring burung, racun tikus, 60 paket sarana budidaya ayam KUB, 25 paket budidaya cabe, 100 paket pembudidaya ikan. Selain itu, diserahkan juga tiga buku tabungan dari Kementerian Pertanian Republik Indonesia senilai Rp10 juta kepada peternak yang terdampak penyakit mulut dan kuku (PMK). (cah/ram)

Leave a Comment

Your email address will not be published.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

You may also like

Skip to content