Lowokwaru (malangkota.go.id) – Sebagai upaya untuk membangkitkan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) di Kota Malang agar naik kelas, Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan (Diskopindag) Kota Malang menggelar Pelatihan Pembuatan Cookies/Kue Kering di Hotel Montana Dua Kota Malang, Senin (6/2/2023).
Kepala Diskopindag Kota Malang Dr. Eko Sri Yuliadi, S.Sos, MM mengungkapkan bahwa kegiatan yang diikuti 130 peserta ini merupakan bentuk aplikasi dari Diskopindag Kota Malang bermitra dengan Komisi B DPRD Kota Malang.
Di tahun 2023 ini, dikatakannya Diskopindag Kota Malang memang menggerakan dari sisi ekonomi mikro. “Untuk tahun depan diprediksi ada resesi, makanya kami Diskopindag menjemput bola untuk mendidik masyarakat dari yang belum punya usaha menjadi punya, yang mikro menjadi kecil, dan yang kecil menjadi menengah,” jelas Eko, Senin (6/2/2023).
Selain memberikan pembinaan, pelatihan hingga nantinya ada tindak lanjut dengan diberikannya bantuan sarana untuk memproduksi kue kering, Diskopindag juga akan memberikan tempat pemasaran, baik secara online maupun offline.
“Yang online bisa melalui marketplace, sedangkan yang offline silahkan nanti bergerak di masyarakat mulai tingkat RT/RW, kami akan bantu sediakan. Contohnya dengan mengadakan Pasar Minggu (di tiap kelurahan),” ujar Eko.
Hal tersebut dilakukan sebagai bentuk menggerakan ekonomi mikro yang ada di masyarakat. Untuk itulah bersama Komisi B, Diskopindag bermitra untuk menggerakan ekonomi mikro mulai dari tingkat RT, RW sampai dengan kelurahan hingga kecamatan.
Sedangkan untuk mekanisme pembagian bantuan sarana penunjang pelaku UMKM, mekanismenya akan dibentuk menjadi klaster per kelurahan di RT/RW. “Sekarang istilahnya UMKM Tematik-lah , misalnya daerah Sanan sudah dikenal dengan tempe, daerah Purwantoro itu cookies, nanti kita akan buat klaster-klaster seperti itu,” kata Eko.
Sementara itu, salah satu peserta pelatihan, M. Mahmud Arif mengaku senang sekali bisa mendapat kesempatan untuk mengikuti pelatihan pembuatan kue kering bersama Diskopindag. Ini sangat baik sekali untuk membantunya mengembangkan ide-ide baru dalam mengembangkan usaha pembuatan kue kering.
“Selama ini usaha kue kering kami laris manis menjelan Idulfitri, Natal, maupun hari besar yang lain. Saya berharap dengan mengikuti pelatihan ini nantinya dapat lebih baik lagi dalam mengembangkan usaha,” ucap Arif.
Senada, peserta pelatihan lainnya dari Kampung Tempe Sanan, Trinil Sri Wahyuni mengatakan senang sekali dengan adanya kegiatan pelatihan dari Diskopindag ini. Pasalnya di Kampung Sanan saat ini juga mengembangkan olahan cookies dari kulit kedelai.
“Selama ini di Kampung Sanan sudah dikenal sebagai Kampung Tempe. Di tempat kami limbah kulit kedelai sangat melimpah, untuk itu kami kembangkan menjadi cookies agar lebih memiliki nilai ekonomi,” tutur Trinil.
Saat ini di Kampung Sanan sudah ada kurang lebih 500 pengrajin tempe dan keripik, sehingga potensinya sangat baik untuk dikembangkan. Melihat hal ini, Trinil yang juga merupakan Ketua Kelompok Sadar Wisata Kampung Tempe Sanan ini ke depan ingin mengembangkan cookies berbahan baku kulit kedelai agar dapat menjadi ikon wisata di Kota Malang. (cah/yon)