Sukun (malangkota.go.id) – Kota Malang dikenal dengan ragam wisata kuliner yang menarik, salah satunya adalah camilan yang juga kerap dijadikan oleh-oleh khas Malang yakni keripik tempe, yang sentra produksinya berada di Kampung Sanan Kelurahan Purwantoro Kecamatan Blimbing Kota Malang.
Di bulan Ramadan dan mendekati Lebaran seperti saat ini, permintaan akan keripik tempe semakin meningkat. Salah satunya adalah di produsen keripik tempe yang sudah cukup dikenal yakni Keripik Tempe Rohani.
Maria Ulfa, pengelola usaha keripik tempe Rohani, menyebutkan memasuki Ramadan ini permintaan keripik tempe Rohani sangat meningkat hingga 100 persen dibandingkan dengan pada hari biasa. “Begitu banyaknya permintaan, sejak dua minggu sebelum Ramadan kami sudah melakukan penambahan kapasitas produksi,” jelas Ulfa, panggilan akrab Maria Ulfa saat ditemui di dapur produksinya di Jl Satsui Tubun, Kamis (30/3/2023).
Biasanya, diungkapkannya bahwa setiap hari kapasitas produksi keripik tempe Rohani sekitar 300-400 bungkus, akan tetapi saat ini ditambah sampai 200 bungkus. Jadi saat ini setiap hari kapasitas produksi keripik tempe Rohani sekitar 600 bungkus. “Kurang lebih kami setiap hari untuk memroduksi keripik tempe sebanyak itu membutuhkan 30 alir (papan) tempe,” terang Ulfa.
Ulfa mengungkapkan, untuk pembuatan keripik tempe di tempat usahanya ada enam orang di bagian penggorengan, tiga orang di toko Sanan, dan lima orang bagian pengemasan. Meski saat ini minyak goreng mengalami kenaikan harga, Ulfa menyebutkan harga keripik tempe produksinya tidak naik. Hal Ini karena harga keripik tempe Rohani sudah menyesuaikan dengan kenaikan harga minyak goreng dan kedelai di tahun 2022 lalu.
Untuk harga keripik tempe Rohani sangat terjangkau, mulai Rp8.500,- sampai Rp15.000,- per bungkusnya.
Dari sekian banyak varian rasa keripik tempe Rohani, yakni 18 varian, Ulfa menyebutkan yang paling digemari pelanggan adalah varian rasa original, kedua pedas manis, ketiga barbeku, kemudian keju dan balado. “Kami juga sudah siapkan paket kemasan kardus, mulai isi lima hingga isi sepuluh dengan harga mulai Rp.42.500,- hingga Rp120.000,-. Dan ternyata konsumen lebih suka,” kata Ulfa.
Sedangkan untuk pemasaran, selain di toko sendiri yang ada di Kampung Tempe Sanan, keripik tempe Rohani sudah tersebar ke reseller di Malang Raya dan juga luar kota, diantaranya Surabaya, Jakarta, Denpasar, Jember, Probolinggo. “Kami nanti dua minggu sebelum Lebaran sudah tutup order dari reseller. Untuk tutup produksi di Kota Malang sendiri akan dilakukan H-2 Lebaran dan libur seminggu ke depan,” tegas Ulfa.
Berbeda dengan dapur produksinya, Ulfa menambahkan untuk di toko keripik tempe Rohani hanya akan tutup saat hari H Lebaran saja, dan di hari kedua sudah buka kembali.
Terkait sejarah keripik tempe Rohani, Ulfa menceritakan bahwa usaha ini sudah dirintis sejak Juni 1988 oleh kedua orang tuanya yaitu Bapak M, Rochani dan Ibu Lilik Suprapti. Nama ayahnya itulah yang akhirnya menjadi merk dagang dari keripik tempe yang diproduksi. Ulfa pun menegaskan bahwa menjaga kualitas dan kreatif dalam memasarkan produk sangat penting, karena di Malang ini banyak produk UMKM serupa.
Selain pemasaran melalui toko, Ulfa juga memasarkan produk keripik tempe Rohani melalui berbagai e-Commerce. Pesanan dari berbagai daerah juga selalu datang. Bahkan, pasarnya pun merambah luar negeri seperti Hongkong, Taiwan, hingga Amerika. (cah/yon)