Klojen (malangkota.go.id) – Kota Malang merupakan salah satu kota yang menjadi barometer sepak bola, terutama pada tahun 1950-an hingga 1970-an. Dari Kota Pendidikan ini banyak terlahir pemain profesional bertalenta, seperti halnya Neno Sutrisno dan Rohanda yang kala itu bermain di tim Persema Malang.
Dibangunnya Stadion Gajayana pada tahun 1924 juga menjadi bukti sejarah bahwa di Kota Malang saat itu dunia persepakbolaan sudah berkembang pesat. Stadion Gajayana pun menjadi stadion yang angker dan menakutkan bagi setiap tim sepak bola yang akan berlaga, karena untuk meraih kemenangan sangat sulit.
Untuk membangkitkan persepakbolaan di Kota Malang, laga persahabatan legenda sepak bola arek Malang digelar di Stadion Gajayana, Sabtu (20/5/2023) diramaikan oleh mantan pemain tim legendaris, yaitu Persema, Indonesia Muda, Djagung, Gajayana, dari Pemkot Malang dan juga Rumah Sakit Saiful Anwar (RSSA). Beberapa pemain legendaris pun turut memeriahkan laga persahabatan ini, seperti Aji Santoso, Moheng, Suhadi dan Rochmad.
Wali Kota Malang Drs. H. Sutiaji turun berlaga meramaiakan pertandingan persahabatan ini. Pria berkacamata tersebut berharap agar laga ini tidak hanya menjadi ajang silaturahmi, tapi juga menjadi kebangkitan sepak bola di Malang dan Indonesia pada umumnya.
Karena hari ini bersamaan dengan Hari Kebangkitan Nasional, Wali Kota Malang mengajak berbagai elemen masyarakat, PSSI dan dan tim-tim sepak bola agar dapat mengembalikan kejayaan sepak bola di Malang. “Kota Malang itu adalah gudangnya pemain sepak bola, dan kita tidak hanya bangga terhadap prestasi dulu, tapi bagaimana kebanggaan itu harus kita support,” imbuhnya.
Orang nomor satu di jajaran Pemkot Malang itu berharap ke depan PSSI serta persepakbolaan yang ada di Kota Malang ini bisa kembali menjadi barometer sepak bola Indonesia. “Kami ingin merangsang dan minta kepada Ketua PSSI Lota Malang untuk menggairahkan lagi kompetisi-kompetisi antar klub dan sekolah-sekolah sepak bola,” pinta Sutiaji.
“Terus nanti saya minta diinventarisir fasilitas-fasilitas olahraga, lapangan-lapangan yang mana yang memang harus dibenahi, dan minimal per kecamatan itu ada satu atau dua lapangan sepak bola,” imbuhnya.
Laga persahabatan ini mendapatkan sambutan yang baik dari berbagai pihak, terutama para pemain legendaris. Harapan besar pun disematkan untuk kemajuan sepak bola serta para pemain sepak bola muda di negeri ini. Seperti yang disampaikan Rohanda yang mengaku masih optimis jika sepak bola di Malang dan Indonesia mempunyai potensi besar ke depannya. (say/yon)