Kedungkandang (malangkota.go.id) – Sebagaimana diketahui bahwa dalam satu minggu terakhir cuaca di Kota Malang cukup ekstrem dengan seringnya hujan berintensitas tinggi dan disertai angin kencang. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Malang pun mengimbau masyarakat untuk selalu waspada, mengingat ketika hujan turun dengan lebat, di beberapa titik Kota Malang selalu terjadi genangan air yang cukup tinggi.
Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Kota Malang, Prayitno menyampaikan intensitas curah hujan di KOTA Malang menurut rilis Badan Meteorologi Klimatologi Geofisika (BMKG), yaitu mulai dari sedang hingga lebat disertai dengan petir atau angin kencang masih akan terjadi.
“Kami imbau untuk seluruh masyarakat Kota Malang selalu waspada. Menurut BMKG itu mulai jam 12.50 WIB sampai 15.30 WIB curah hujan tinggi, meskipun tidak tetap harus waspada. Utamanya juga pada titik-titik lokasi kerawanan. Jadi agar bisa menyiapkan diri, tetap waspada,” pesan Prayitno, Sabtu (2/12/2023).
Dia menambahkan, berdasarkan rilis dari Stasiun Meteorologi Kelas I Juanda Sidoarjo BMKG, cuaca ekstrem bisa terjadi hingga 3 Desember 2023. Kota Malang menjadi salah satu daerah di Jawa Timur yang turut masuk dalam daftar imbauan waspada akan terjadinya bencana akibat cuaca ekstrem, seperti hujan lebat, banjir, tanah longsor, puting beliung, angin kencang serta hujan es.
“Kalau misalnya tidak ada aktivitas mendesak di luar, jangan keluar rumah. Khawatir cuaca ekstrim, apalagi di Kota Malang ini banyak pohon. Jika tidak ada urusan mendesak sebaiknya di rumah saja,” tuturnya mengingatkan.
Kemudian, pihaknya juga mewaspadai daerah yang secara elevasi, konturnya tidak menguntungkan saat musim hujan tiba. Sehingga pihaknya mengimbau agar masyarakat bisa mengamankan surat penting, kendaraan bermotor, dan elektronik pada titik tertinggi.
“Selain itu mereka juga harus bisa memetakan titik kumpul, titik evakuasi, dan prioritas siapa termasuk balita, lansia, kelompok rentan, orang sakit, ini harus jadi perhatian utama,” jelas Prayitno.
Lebih lanjut dia megatakan, dari analisis udara atas di wilayah Jawa Timur juga menunjukan kondisi atmosfer yang labil dan cukup basah. Selain itu, diperkirakan terdapat gangguan atmosfer yang melintasi Jawa Timur secara bergantian.
“Hal seperti itu disebut Madden Julian Oscillation (MJO), Gelombang Rosby dan Gelombang Kelvin. Dimana kondisi tersebut menyebabkan adanya peningkatan pertumbuhan awan cumolonimbus yang berpotensi menimbulkan cuaca ekstrem di Jawa Timur,” bebernya.
Terkait perkembangan cuaca ini, Prayitno menyebutkan pihaknya memberi informasi terbaru setiap dua menit dan bahkan hampir setiap menit sekali kepada personel di kelurahan tangguh dan aktif di wilayah masing-masing.” Saya selalu forward rilis BMKG. Jadi sumber data dan akurasinya sama-sama kita tahu, karena mereka sumber data utama kita,” pungkas Prayitno. (say/yon)