Klojen (malangkota.go.id) – Sebagai upaya mempercepat penurunan angka stunting di Kota Malang, Pemerintah Kota (Pemkot) Malang melalui Dinas Kesehatan menggelar Bulan Timbang di beberapa lokasi, salah satunya di Kelurahan Kasin, Kecamatan Klojen, Jumat ini (21/12/2023).
Penjabat (Pj.) Wali Kota Malang, Dr. Ir. Wahyu Hidayat, MM hadir langsung bersama jajaran Forkopimda Kota Malang di sela-sela kegiatan peninjauan harga bahan pokok menjelang Nataru. Pj. Wali Kota Malang Wahyu Hidayat menyampaikan bahwa penanganan stunting menjadi program prioritas nasional.
“Bulan Timbang adalah satu upaya untuk menekan angka stunting. Harapannya, dengan Bulan Timbang ini anak dengan risiko stunting dapat teridentifikasi sehingga segera mendapatkan penanganan yang tepat,” tuturnya.
Menegaskan pernyataan Pj. Wali Kota Malang, Kepala Dinkes Kota Malang dr. Husnul Muarif menyebutkan kegiatan Bulan Timbang ini merupakan upaya dari Pemkot Malang untuk mempercepat penurunan angka stunting yang juga menjadi salah satu fokus amanat Presiden Joko Widodo.
“Ini suatu upaya dari Pemkot Malang untuk tetap memprioritaskan beberapa hal yang dititipkan Presiden, salah satunya adalah percepatan penurunan angka stunting. Kebetulan hari ini ada Bulan tTmbang, salah satunya di Kelurahan Kasin ini,” terang Husnul.
Di pelaksanaan Bulan Timbang ini ada sepuluh balita yang mendapatkan intervensi Pemberian Makanan Tambahan (PMT) sebanyak tiga kali dalam sehari selama 70 hari terhitung sejak Oktober 2023 yang lalu. Husnul menjelaskan, nantinya setelah berakhir di tanggal 28, hasil PMT ini akan dievaluasi melalui pengukuran berat badan, tinggi badan dibandingkan umur untuk melihat apakah intervensi yang dilakukan berhasil atau tidak. “Nantinya intervensi tetap akan dilanjutkan hingga tepat 70 hari, meski balita tersebut sudah keluar dari garis risiko stunting,” tambahnya.
Husnul mengatakan bahwa kegiatan Bulan Timbang juga merupakan salah satu upaya untuk menuju zero stunting. Zero stunting bisa tercapai ketika dalam kurun waktu tertentu tidak ada angka stunting baru yang berasal dari calon risiko stunting. Saat ini calon risiko stunting di Kota Malang sendiri tercatat sebanyak 1300-an kasus. Untuk menekan angka tersebut, Pemkot Malang juga terus melakukan intervensi diantaranya adalah memberikan asupan tambahan dalam bentuk kudapan bagi ibu hamil dengan kondisi gizi kurang.
“Apabila tidak ada catatan baru untuk calon risiko stunting di akhir 2023 nanti, maka bisa disebutkan bahwa intervensi yang dilakukan Pemkot Malang terhadap kasus risiko stunting ini berhasil,” imbuh Husnul.
Sementara itu, salah seorang penerima manfaat PMT dari Dinkes Kota Malang, Yuliani, warga RW 07 Kelurahan Kasin menuturkan dirinya merasa bersyukur dapat menerima bantuan dari Pemkot Malang. Melalui evaluasi yang dilakukan, Yuliani mengaku anaknya kini menunjukkan progres yang positif terutama dari kenaikan berat badan.
“Alhamdulillah dari bantuan yang diberikan bisa membantu anak saya bertambah berat badannya. Karena anak saya sudah berhasil naik (berat badannya), semoga nanti bantuan ini juga bisa diberikan kepada orang lain,” tutup Yuliani. (iu/yon)