Malang, (malangkota.go.id) – Penjabat (Pj.) Wali Kota Malang Dr. Ir. Wahyu Hidayat, MM menyambut para delegasi Konferensi Internasional Pariwisata dan Ziarah Religi Asia Pasifik Ke-2 dengan menjamu makan malam di Ruang Sidang Balaikota Malang, Kamis malam (18/01/2024).
Wahyu menyampaikan acara ini tidak hanya menjadi momen penting untuk menjalin hubungan lebih erat antara peserta konferensi yang datang dari berbagai negara dengan Kota Malang, tetapi juga merupakan kesempatan luar biasa untuk memperkuat kerjasama dan pertukaran gagasan dalam rangka memajukan sektor pariwisata serta ziarah religi di wilayah Asia Pasifik.
“Semoga atmosfer Kota Malang dapat menambah spirit dalam pelaksanaan kegiatan bagi semua peserta konferensi. Konferensi ini menjadi even yang penting sekaligus membuka kesempatan bagi kota Malang untuk memperkenalkan potensi pariwisata dan ziarah religi yang ada, ke dunia internasional,” urai Wahyu.
Lebih lanjut ia mengungkapkan sebagai daerah yang menasbihkan diri sebagai kota pariwisata, Kota Malang memiliki kewajiban untuk senantiasa mengembangkan sekaligus menjaga keberlanjutan sektor tersebut. Ia menerangkan bahwa Kota Malang tidak memiliki banyak potensi wisata alam yang dijadikan sebagai destinasi wisata
“Namun ada alternatif wisata lainnya yang dapat menjadi signature dari Kota Malang. Seperti halnya wisata Kayutangan Heritage yang hingga saat ini terus dikembangkan dan memiliki banyak bangunan kuno peninggalan Belanda untuk menjadi wisata heritage. Dan terus digali potensi heritage lainnya, mengingat lanskap Kota Malang yang kaya akan bangunan bersejarah,” paparnya.
Selain itu, Wahyu menambahkan bukan hanya peninggalan jaman kolonial saja yang dikembangkan, namun di Kota Malang juga dikembangkan wisata kearifan lokal yang dikemas menjadi wisata budaya dan religi. Kota ini pun memiliki peninggalan berbagai tempat peribadatan kuno.
“Seperti Gereja Protestan Indonesia Bagian Barat (GPIB) Immanuel, Gereja Hati Kudus Kayutangan, Gereja Katedral Ijen, Klenteng Eng An Kiong dan Masjid Agung Jami yang menjadi spot wisata religi sekaligus sebagai representatif arti keberagaman dan toleransi umat beragama,” terang Wahyu.
Untuk wisata ziarah religi, jelas Wahyu, Kota Malang juga memiliki Makam Ki Ageng Gribig yang merupakan seorang tokoh ulama penyebar agama Islam pertama kali di Kota Malang. Selain itu juga situs Makam Ulama Habib Abdul Qadir Bin Ahmad Bilfaqih di Kota Malang, yang merupakan sosok ulama besar pendiri Pesantren Darul Hadits Al-Faqihiyya.
“Tentu pengembangan wisata religi ini tidak saja untuk memperkaya destinasi wisata, namun juga untuk memfasilitasi para wisatawan dalam mengisi energi spiritual, meningkatkan keimanan sekaligus menambah wawasan keagamaan, budaya serta sejarah religi yang dimiliki Kota Malang. Guna lebih menguatkan label kota wisata, fasilitas pendukung seperti hotel dan restauran serta akomodasi lain juga telah tersedia di Kota Malang,” pungkas Wahyu. (say/yul)