Artikel Ekonomi dan Bisnis UMKM

Cerita Sukses Warga Kembangkan Urban Farming, Hingga Tetap Eksis di Tengah Inflasi

Blimbing (malangkota.go.id) – Kreatif memanfaatkan lahan yang ada di samping rumah, warga Jl. Karama 41, Kelurahan Bunulrejo, Kota Malang, Edy Setyo Budianto mengembangkan urban farming dan budidaya ikan. Dari hasil urban farming seperti cabe, kangkung dan sayuran serta budidaya ikan lele dan nila, Edy sukses menambah penghasilan dan menjaga lingkungan tetap asri.

Edy bersama Urban Farming yang dikembangkan disamping rumah

Edy mengungkapkan meski sedang inflasi saat ini dia tidak pernah bingung sebab dari kebun yang dikelolanya mendapatkan daging sehat dari ikan lele dan nila, Kamis (18/1/2024). Selain itu dari hasil urban farming ia juga memperoleh sayur mayur hingga cabe yang saat ini harga di pasaran rata-rata sedang naik.

“Bukan hanya untuk konsumsi pribadi, lele dan nila yang saya budidayakan juga dijual langsung ke konsumen. Untuk ikan lele dan nila sengaja dijual langsung ke konsumen sebab pernah waktu itu ke tengkulak namun membeli dengan harga yang lebih rendah,” jelas Edy.

Edy turut memberikan apresiasi kepada Pemerintah Kota (Pemkot) Malang, karena dengan adanya bimbingan dari Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (Dispangtan) untuk membuat produk olahan berbahan baku ikan, membuat Edy lebih mudah mengolah ikan yang dibudidayakan. Begitu juga dengan sayuran yang ditanamnya dengan urban farming, tidak hanya dapat mencukupi kebutuhan pangan dan gizi keluarga namun juga mengurangi uang belanja.

“Mensiasati agar lele kami tetap bisa dijual dengan harga yang bagus, saat panen saya membuat lele dan nila olahan. Ini sangat membantu menaikan harga dari lele yang saya budidayakan. Bahkan karena sayuran kami cukup banyak, saat panen sayur juga kami jual dengan bentuk sayuran organik,”ujar Edy.

Lebih lanjut Edy mengungkapkan bahwa dalam sepekan ia bisa mendapatkan pemasukan sekitar Rp 300.000 dari kelebihan ikan lele, ikan nila dan sayuran yang dikonsumsi sendiri.

“Ini menjadi hasil yang bagus di tengah kegiatan di mana urban farming sebagai kegiatan sambilan saja. Saat ini yang banyak memberikan pemasukan adalah cabe rawit, dengan harga per kg Rp 80.000 bahkan tembus Rp 125.000. Bagi petani sambilan sepertinya sangat menguntungkan,” terang Edy.

Saat ini Edy dan warga sekitar di wilayah Blimbing sudah membentuk kelompok urban farming anggota yang mengikuti sebanyak 37 orang. Menurutnya, adanya kelompok tani ini sangat membantu untuk bisa mengembangkan usaha agar apa yang diproduksi bisa dijual dengan harga yang bagus dan tidak tergantung kepada tengkulak. (cah/yul)

Leave a Comment

Your email address will not be published.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

You may also like

Skip to content