Klojen (malangkota.go.id) – Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kota Malang kembali mengikuti Rapat Koordinasi (Rakor) Pengendalian Inflasi Daerah yang digelar secara daring oleh Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) dari Ruang Sasana Bakti Praja (SBP) Kemendagri, Jakarta, Senin (19/2/2024).
Inspektur Jenderal (Irjen) Kemendagri Tomsi Tohir dalam kesempatan kali ini mengajak seluruh peserta rapat untuk berfokus pada penanganan kenaikan angka inflasi yang terjadi. Sebab menurutnya saat ini masalah yang dihadapi terkait dengan kenaikan angka inflasi masih sama dengan minggu-minggu sebelumnya di mana terjadi kenaikan harga pada komoditas beras, jagung, bawang merah dan bawang putih.
“Teman-teman dari kementerian atau lembaga tidak perlu beradu data, datanya kan mirip-mirip saja sekarang bagaimana jalan keluarnya, kalau kita berteori terus sementara di luar harga naik terus, setiap Senin kita rapat tidak ada perubahan,” ujarnya.
Pada kesempatan tersebut Tomsi juga sempat menyinggung adanya fenomena kenaikan harga beras dan pembatasan pembelian beras di masyarakat. Dirinya meminta seluruh pihak terkait untuk bisa segera mengatasi permasalahan ini, sehingga tidak menimbulkan panic buying di kalangan masyarakat, yang nantinya juga akan berpengaruh pada stabilitas angka inflasi baik di daerah maupun nasional.
Berdasarkan pada laporan yang disampaikan Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Badan Pusat Statistik (BPS), Pudji Ismartini, sejumlah komoditas khususnya pangan memang mengalami lonjakan harga usai Pemilu atau menjelang Ramadan 2024. Selain beras, cabai merah, minyak goreng, telur, daging ayam dan gula pasir menjadi komoditas penyumbang kenaikan Indeks Perkembangan Harga (IPH) di minggu ketiga Februari 2024 di sejumlah daerah. “Secara nasional, jumlah kab/kota yang mengalami kenaikan IPH sampai dengan M3 Februari terus naik dibandingkan pada M1 dan M2 Februari,” jelasnya.
Khusus untuk komoditas beras sendiri, Pudji menjelaskan, harga beras secara nasional di minggu ketiga Februari 2024 terus mengalami kenaikan dibandingkan dengan harga rata-rata di Januari 2024. Kenaikan harga ini juga meningkat dari 161 kab/kota menjadi 179 kab/kota. Adapun pada pekan ketiga Februari 2024 harga beras mencapai Rp14.380,- per kilogram.
Terkait hal tersebut, BPS juga menyampaikan kepada seluruh pihak untuk mewaspadai berlanjutnya kenaikan harga beras ini karena diperkirakan luas panen padi sepanjang Januari-April tahun ini akan jauh lebih rendah dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Padahal secara historis, lebih dari 40% produksi beras nasional dalam setahun dihasilkan sepanjang periode Januari-April (peak season).
“Perlu waspada terhadap produksi beras Januari-April 2024 yang berpotensi jauh lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Percepatan tanam dan optimasi lahan sawah harus dimaksimalkan,” jelasnya lagi. (iu/yon)