Klojen (malangkota.go.id) – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Malang resmi meluncurkan Dashboard Decision Support System (DSS) Tuberkulosis (TB/TBC). Peluncuran ini dilaksanakan bersamaan dengan Gebyar Hari TB yang berlangsung di kawasan Car Free Day (CFD) di Jl. Ijen Kota Malang, Minggu (28/4/2024).
Kepala Dinkes dr. Husnul Muarif, MM menyampaikan bahwa pihaknya menginisiasi DSS untuk melakukan monitoring data kasus TB di Kota Malang. “Hari ini ada inisiasi layanan aplikasi TB yakni Decision Support System. Dengan DSS kami bisa melihat secara realita dan update data masing-masing yang sudah dipetakan per kelurahan. Berapa penderita TB dan kira-kira perkiraan penderita dan berapa yang sudah tes, yang berobat, dan bertahan dalam pengobatan. Ini untuk tindak lanjut terhadap penanggulangan TB,” terangnya.
Monitoring dan analisis data terkait pencegahan dan pengendalian penyakit termasuk TBC selama ini berasal dari beberapa sumber. Oleh karena itu, integrasi dari berbagai sumber data tersebut diperlukan untuk menghasilkan informasi yang dapat digunakan dalam pembuatan kebijakan yang cepat dan tanggap. Sebagai langkah solutif, Dinkes Kota Malang berkolaborasi dengan Digi-I PT LPP Agro Nusantara mengembangkan DSS sebagai upaya pengendalian dan pencegahan penyakit TB.
DSS TB dapat digunakan untuk pemetaan penyebaran penyakit berdasarkan wilayah atau fasilitas pelayanan kesehatan. Hal ini membantu dalam mengidentifikasi daerah prioritas intervensi. Fitur lain dari DSS TB yaitu monitoring secara periodik (harian, mingguan, bulanan, atau tahunan) sehingga akan lebih mudah melihat perkembangan pengendalian penyakit TB secara lebih spesifik.
Sementara itu Penjabat (Pj.) Wali Kota Malang Dr. Ir Wahyu Hidayat, MM menuturkan TB menjadi penyakit yang mendapat perhatian khusus dalam penanangannya karena di Indonesia menjadi negara kedua tertinggi untuk kasus TB. Disebutkannya bahwa perlu ada pendekatan untuk mencapai target eliminasi TB secara nasional. Target pada tahun 2030 maksimal hanya ada enam pasien TB dari 100.000 penduduk.
Di Kota Malang sendiri, Wahyu menyebutkan tidak semua yang memiliki gejala atau indikasi dinyatakan positif TB. “Awalnya memang ada seribu sekian, lalu ada 269 terduga TB, lalu yang memang serius terkena tidak lebih dari lima persen. Ada dua yang meninggal. Untuk itu kita tetap gencar lakukan TOSS TB, temukan obati sampai sembuh,” ungkap Wahyu.
Pj. Wali Kota menilai adanya DSS akan menjadi dasar bagi pemerintah dalam menentukan program-program bagi masyarakat agar lebih tepat sasaran. “Kita sekarang juga memiliki dashboard khusus TB, maka akan kelihatan yang terduga dan memang secara terduga, terkena, berapa, yang sudah diobati. Kita bisa melihat secara langsung. Tentunya ini akan memudahkan monitoring dan pengambilan kebijakan program TB di Kota Malang,” tutupnya. (ari/yon)