Berita

Tari Topeng Grebeg Sabrang Meriahkan Harkitnas di Kota Malang

Klojen (malangkota.go.id) – 100 siswa SMP Katolik St. Maria I Malang mempersembahkan Tari Topeng Grebeg Sabrang pada momen Peringatan Hari Kebangkitan Nasional ke-116 di Kota Malang yang dilaksanakan di halaman depan Balai Kota Malang, Senin (20/5/2024).

100 siswa SMP Katolik St. Maria I Malang mempersembahkan Tari Topeng Grebeg Sabrang pada momen Peringatan Hari Kebangkitan Nasional ke-116 di Kota Malang

Tari Topeng Grebeg Sabrang adalah tarian yang memiliki sifat gagah yang ditunjukkan melalui gerak yang bervolume besar. Tarian ini memiliki arti grebeg/garebeg yaitu diiringi bala akeh atau diiringi banyak prajurit. Menggambarkan barisan prajurit yang berangkat menunaikan titah Sang Raja, penari keluar dari Paseban menuju Alun-alun. Topeng dan kostum warna merah menjadi simbol bahwa dalam tokoh Sabrang memiliki sifat berani dan misterius.

Wakil Kepala Sekolah Bidang Hubungan Masyarakat (Waka Humas) SMPK St. Maria 1, Galuh Triatmojo, S.Pd menyampaikan bahwa tarian ini juga menjadi salah satu Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) dalam Kurikulum Merdeka yang mengangkat tema kearifan lokal untuk dijadikan landasan pendidikan. “Harapannya mampu menghadirkan situasi agar siswa lebih dekat dengan lingkungannya sehingga tumbuh perasaan memiliki dan melestarikan nilai-nilai lokal budaya tersebut,” jelasnya.

Lebih lajut, Galuh menuturkan proses mempelajari tari ini tak sekadar mengetahui dan berlatih koreografi saja, namun juga disertai pendalaman sejarah dan makna hingga membuat aksesoris kostum tari. “Proses kegiatan mulai dari kurang lebih tiga bulan dengan mempelajari sejarahnya, lalu gerakan dasarnya, lalu membuat jamang (aksesoris kepala), mengecat topeng, dan membuat ronce. Semua dilakukan oleh anak-anak sendiri saat jam pembelajaran P5,” terangnya.

Penampilan tari massal ini melibatkan 93 siswa kelas 8 dan tujuh orang siswa kelas 7 yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler tari tradisional. “Tentunya mereka sangat bangga atas apa yang mereka tampilkan tadi, apalagi sebagian besar dari mereka adalah anak yang bukan berlatar belakang seorang penari. Mereka terlihat senang bisa menyelesaikan challenge untuk diri mereka sendiri,” tutupnya. (ari/yon)

Leave a Comment

Your email address will not be published.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

You may also like

Skip to content