Lowokwaru (malangkota.go.id) – Pondok Pesantren Bahrul Maghfiroh yang berada di Jalan Joyo Agung No. 2 Kota Malang kini menambah unit usaha baru berupa warung yang diberi nama Warung BM. Hadirnya warung yang menyajikan makanan khas Jawa ini untuk semakin melengkapi sejumlah unit usaha yang ada sebelumnya, antara lain budi daya anggrek, ikan koi, mini market dan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU).
Pengasuh Ponpes Bahrul Magfiroh Moch. Bisri mengungkapkan berbagai unit usaha ini menjadi langkah untuk melahirkan wirausahawan dari kalangan pesantren. Dari sekitar 500 santri saat ini, ada 100 santri yang dididik di pesantren dan menjalani magang kerja di beberapa tempat usaha di luar pesantren.
Dikatakan mantan Rektor Universitas Brawijaya Malang tersebut, bahwa para santrinya saat ini mempelajari berbagai hal, seperti bagaimana melahirkan anggrek dan ikan koi yang berkualitas unggul, membuat masakan yang enak dan manajemen usaha. “Tak hanya belajar, para santri ini juga sudah mulai memasarkan anggrek dan ikan koi melalui media sosial dan beberapa platform pasar daring ternama,” jelasnya, Sabtu (6/7/2024).
“Salah satu pendidikan kita di pondok ini adalah enterpreneur. Karena tidak semua nanti jadi kiai, ono seng dadi rektor (ada yang jadi rektor), ono seng dadi pegawe (ada yang jadi pegawai). Salah satu harapan saya adalah mereka jadi pengusaha. karena saya pingin anak-anak ini dilepas di hutan itu urip (hidup). Karena selama ini manja, kalau dulu golek gawean sek melok uwong ae (cari kerja masih ikut orang lain terus), maka ibarat ketika mereka nanti di lepas di hutan, dia harus mandiri,” urai Bisri.
Program ini, disampaikannya juga sejalan dengan visi pesantren, yaitu untuk melahirkan sumber daya manusia yang berkualitas, berakhlak baik dan mandiri. “Sehingga setelah tidak di pesantren lagi, para santri ini bisa membuka lapangan kerja sendiri secara mandiri,” bebernya.
Program kewirausahaan ini pun mendapat apresiasi dari Kepala Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan (Diskopindag) Kota Malang, Eko Sri Yuliadi. Menurutnya, dari program tersebut maka nantinya dari pesantren tidak hanya melahirkan sumber daya manusia yang ahli dalam ilmu agama, akan tetapi juga lahir para pelaku usaha tangguh dan berdaya saing tinggi.
“Program itu baik sekali, dan itu akan menjadi motivasi bagi pondok pesantren yang lain. Kewirausahaan ini bisa memotivasi, yaitu bahwa meskipun sebagai santri nanti diajari untuk menjadi enterpreneur. Ini bisa juga menjadi pionir kalau menurut kami, dan kami sangat mengapresiasi. Pada intinya kami siap mendampingi dan membantu apa yang menjadi kebutuhan dari program ini di pesantren manapun,” tutur Eko. (say/yon)