Kedungkandang (malangkota.go.id) – Kegigihan pasangan Yusup Karyawan dan Efrida Hartini yang merupakan pendiri Bank Sampah Eltari M-230 berbuah manis. Sepak terjang dua pegiat lingkungan di ujung timur Kota Malang ini sangat berdampak terhadap lingkungan hidup dan taraf hidup masyarakat di wilayah Cemorokandang, Kecamatan Kedungkandang.

Aktivitas di Bank Sampah Eltari M-230

Yusup Karyawan menuturkan, sampah bagi sebagian besar orang dianggap barang buangan yang tidak bermanfaat. Lain halnya dengan Yusuf, menurutnya sampah adalah berkah yang apabila pengelolaannya tepat dapat memiliki nilai manfaat yang tinggi. “Sampah anorganik kami kelola menjadi berbagai karya yang memiliki nilai jual, sedangkan sampah organik kami olah menjadi maggot dan pupuk organik. Semuanya bermanfaat,” tegas Yusup, Rabu (5/2/2025).

Melalui Bank Sampah Eltari M-230 yang didirikan sejak 2013 ini, masyarakat diajarkan bagaimana memilah sampah mulai dari rumah, kemudian disalurkan ke Bank Sampah Malang dan akan dihargai sesuai jenisnya. Hasil penjualan sampah tersebut tidak selalu langsung diambil, tetapi disimpan dulu untuk diambil di kemudian hari saat diperlukan. “Jadi selain diajarkan memilah sampah sesuai jenisnya, masyarakat juga diajarkan menabung,” jelasnya.

Di Bank Sampah Eltari M-230, Yusup bersama istrinya juga mengedukasi anggotanya untuk berkreasi dengan memanfaatkan limbah sampah sehingga memiliki nilai jual yang tinggi. “Contohnya sampah plastik diubah menjadi kerajinan topi, tas, anyaman, tikar, dan lainnya yang memiliki nilai ekonomis untuk dijual maupun disewakan,” imbuh Yusup.

Lebih jauh Yusuf mengatakan bahwa melalui upaya ini pengembangan dan peningkatan usaha ekonomi produktif yaitu mendorong peningkatan kegiatan dan kreativitas usaha pada masyarakat dapat tercapai, serta pola pikir tentang sampah di masyarakat dapat dirubah.

Setelah Bank Sampah Eltari M-230, Yusup bersama istri juga mengembangkan usaha berbasis sampah, yaitu Bank Tani Al Barru, Griya Maggot dan juga pembuatan obat herbal. Produk dari Griya Maggot ini adalah maggot segar dan olahan maggot yang saat ini sudah dipasarkan ke berbagai daerah di Indonesia. Maggot segar ini biasanya dijadikan subtitusi/alternatif untuk pakan ikan, ayam, dan hewan ternak lainnya. Sedangkan maggot olahan untuk makanan kucing, reptil dan berbagai jenis hewan peliharaan.

Sementara itu Bank Tani Al Barru merupakan salah satu UMKM yang bergerak di bidang tanaman obat-obatan dan sayur organik. “Produk yang dihasilkan beragam, mulai sayur-sayuran organik serta tanaman obat yang semuanya telah banyak dikonsumsi masyarakat. Produk kami ada yang dijual langsung ke pembeli, ada juga yang disalurkan ke pasar swalayan,” bebernya.

Yusup mengungkapkan meski nilai jual produk organik Bank Tani Al Barru terbilang tinggi, akan tetapi minat masyarakat tidak berkurang. Hal ini menurutnya seiring dengan meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap kesehatan dengan menerapkan gaya hidup sehat yang salah satunya dilakukan dengan mengonsumsi makanan organik. “Pertanian organik bukan lagi pertanian kuno, tetapi konsep pertanian tingkat tinggi yang tidak bisa dilakukan sembarangan. Ini membuat produk sayur organik menjadi buruan masyarakat dan memiliki pasar tersendiri,” pungkasnya.(cah/yn)

Leave a Comment

Your email address will not be published.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

You may also like

Skip to content