Artikel Pendidikan

Pergelaran Harmoni Nusantara Suguhkan Beragam Kreativitas Siswa

Klojen (malangkota.go.id) – Gelar karya program Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) yang dirangkai dalam Pergelaran Harmoni Nusantara digelar SMP Negeri 3 Kota Malang, Selasa (25/2/2025). Berbagai kreativitas siswa ditampilkan di lapangan SMPN 3 yang ada di Jl. Dr. Cipto Kota Malang tersebut.

Pergelaran

Pada gelar karya siswa SMPN 3 ini juga dihadirkan orang tua siswa yang diharapkan dapat memberikan semangat dan motivasi kepada siswa agar semakin berani untuk berkarya dan bangga menunjukan karya terbaiknya.

Koordinator P5 SMPN 3 Kota Malang, Arie Susani, M.Pd mengungkapkan bahwa melalui kegiatan ini para murid diajak untuk berani menampilkan berbagai kreativitas yang dimiliki. “Anak-anak kelas VII pada kegiatan ini menampilkan lagu-lagu daerah. Ini dilakukan untuk lebih mengenalkan lagu daerah yang saat ini mulai terlupakan,” jelas Arie.

Lebih dari itu, anak-anak juga diberikan kebebasan untuk mengeksplorasi gerakan tari saat membawakan lagu-lagu daerah sesuai dengan interpretasi masing masing. Hal inilah yang menjadikan pergelaran ini semakin menarik.

Kemudian untuk kelas VIII menyuguhkan parade batik Malangan. Dikatakan Arie, project batik Malangan ini dikerjakan oleh anak didiknya selama tiga bulan terakhir, mulai dari membuat pola, mencanting, membuat batik, sampai dengan membuat buku terkait batik Malangan.

“Berhubungan dengan batik, SMPN 3 Kota Malang juga menggandeng tim dari SMKN VII Kota Malang untuk meningkatkan kualitas dan edukasi terkait pengembangan batik,” jelasnya lebih lanjut.

Sedangkan untuk kelas IX, Arie mengatakan pada kesempatan ini menampilkan empat karakter topeng Malangan yang dibuat dari bahan serat fiber.

Siswa kelas VIII SMPN 3 Kota Malang, Azka Kenzie mengaku senang sekali dengan adanya pergelaran ini. Menurutnya ini dapat menjadi ajang untuk mengeksplorasi batik yang merupakan warisan dan kekayaan budaya asli bangsa Indonesia.

Disebutkannya, melalui pergelaran yang diikutinya ini kini ia bisa merasakan bahwa untuk menghasilkan sebuah karya membutuhkan dedikasi dan konsentrasi. “Mulai dari membuat pola, mencap batik, hingga proses akhir semuanya kami lakukan sendiri bersama kelompok. Tentu sangat senang sekali bisa membuat batik, memamerkannya, dan menunjukkan karya kami kepada teman-teman dan para orang tua yang hadir di sekolah,” ucap Kenzie antusias. (cah/yn)

Leave a Comment

Your email address will not be published.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

You may also like

Skip to content