Blimbing (malangkota.go.id) – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Malang menilai kondisi Sektor Jasa Keuangan di wilayah kerjanya pada posisi Januari 2025 dalam kondisi stabil dan berkinerja positif, didukung likuiditas yang memadai dan profil risiko yang terjaga. Ditinjau dari perkembangan sektor Industri Keuangan Non Bank (IKNB), kinerja asuransi komersil berupa pendapatan premi pada periode Desember 2024 sebesar Rp4,22 triliun, atau meningkat 16,55 persen year on year (yoy). Terdiri dari premi asuransi jiwa yang tumbuh sebesar 19,69 persen yoy dengan nilai sebesar Rp3,49 triliun. Premi asuransi umum tumbuh sebesar 3,34 persen yoy dengan nilai sebesar Rp719 miliar.

Beberapa hal itu yang disampaikan Kepala OJK Malang, Biger Adzanna Maghribi kepada awak media saat konferensi pers, Minggu malam (9/3/2025). Di sektor PVML atau sektor yang meliputi lembaga pembiayaan, perusahaan modal ventura, lembaga keuangan mikro, dan lembaga jasa keuangan lainnya, piutang pembiayaan perusahaan pembiayaan tumbuh sebesar 12,37 persen yoy pada Desember 2024 menjadi Rp7,25 triliun, masih didominasi dengan pembiayaan multi guna sebesar Rp4,69 triliun.
Pertumbuhan penyaluran pembiayaan tersebut lebih tinggi dari pertumbuhan nasional yang sebesar 6,92 persen yoy. Profil risiko Perusahaan Pembiayaan terjaga dengan rasio Non Performing Financing (NPF) tercatat sebesar 3,44 persen. “Penyaluran piutang pembiayaan di wilayah kerja OJK Malang masih didominasi kepada sektor perdagangan besar dan eceran, reparasi dan perawatan mobil serta sepeda motor Rp1,99 triliun, porsi 27,57 persen. Aktivitas jasa lainnya Rp892,87 miliar, porsi 12,31 persen. Untuk industri pengolahan Rp804,84 miliar, porsi 11,10 persen,” jelasnya.
Terdapat 10 entitas perusahaan IKNB yang berada di bawah pengawasan langsung OJK Malang, yaitu tujuh entitas LKM dan tiga perusahaan pergadaian. Lebih lanjut Biger mengatakan, perusahaan pergadaian mencatatkan penyaluran pinjaman sebesar Rp11,35 miliar pada akhir bulan November 2024 sedangkan total aset ketiga perusahaan tersebut mencapai Rp12,89 miliar. “Penyaluran pinjaman/pembiayaan yang diberikan oleh Lembaga Keuangan Mikro (LKM) di wilayah kerja OJK Malang menurun 4,49 persen yoy dari Rp11,03 miliar (Desember 2023) menjadi Rp10,53 miliar (Desember 2024). Selain penyaluran pinjaman/pembiayaan, kegiatan usaha lain yang dilakukan LKM adalah pengelolaan simpanan/tabungan dari masyarakat,” bebernya.
Total simpanan/tabungan yang dihimpun sampai dengan akhir Desember 2024 adalah sebesar Rp7,54 miliar atau tumbuh 7,69 persen yoy. Di sisi industri dana pensiun, total aset dana pensiun per November 2024 menurun 0,89 persen yoy dengan nilai mencapai Rp225 miliar. Jumlah investasi sendiri mengalami kenaikan sebesar 3,88 persen yoy menjadi Rp209 miliar.
Untuk kebijakan pengembangan dan penguatan Sektor Jasa Keuangan (SJK) serta infrastruktur pasar, saat ini OJK sedang menyusun Rancangan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (RPOJK) tentang Kesehatan Keuangan Perusahaan Asuransi dan Reasuransi serta RPOJK tentang Kesehatan Keuangan Perusahaan Asuransi dan Reasuransi Syariah.
Kedua, RPOJK dimaksud akan menyempurnakan ketentuan mengenai batasan investasi pada pihak terkait bagi subdana PAYDI dan aset non PAYDI mengacu pada karakteristik risiko masing-masing, penyertaan langsung pada perusahaan yang tidak tercatat di bursa efek, dan penyesuaian ketentuan investasi subdana PAYDI pada reksa dana. “OJK juga tengah menyusun Rancangan Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan (RSEOJK) tentang Asuransi Kesehatan, yang akan memperkuat tata kelola penyelenggaraan asuransi kesehatan, mengatur antara lain terkait penguatan SDM perusahaan mencakup tenaga medis, tenaga ahli asuransi kesehatan dan Medical Advisory Board,” sambung Biger.
Pengembangan sistem informasi dalam asuransi kesehatan, pengenaan co-insurance, penawaran produk asuransi kesehatan dengan fitur coordination of benefit. Dan penguatan proses underwriting mencakup aturan waiting period dan medical check-up sebelum penutupan asuransi kesehatan.
Perkembangan Sektor Perbankan
Kinerja intermediasi perbankan tumbuh positif dengan profil risiko yang terjaga. Pada Januari 2025, pertumbuhan kredit tetap melanjutkan double digit growth sebesar 12,63 persen yoy menjadi Rp104,87 triliun. Berdasarkan jenis penggunaan, kredit Investasi tumbuh tertinggi yaitu sebesar 25,40 persen, diikuti oleh kredit konsumsi 10,32 persen. Sedangkan kredit modal kerja 7,41 persen.
Di sisi lain, Dana Pihak Ketiga (DPK) tercatat tumbuh sebesar 4,69 persen yoy menjadi Rp101,02 triliun, dengan giro, tabungan, dan deposito masing-masing tumbuh sebesar 6,61 persen, 6,65 persen, dan 0,64 persen yoy.
Sementara itu kualitas kredit tetap terjaga dengan rasio NPL gross sebesar 2,47 persen dan Loan at Risk (LaR) sebesar 7,35 persen. Meskipun meningkat dibandingkan bulan sebelumnya, namun rasio LaR menurun dibandingkan posisi Januari 2024 yang sebesar 8,45 persen. “Terkait dengan pemberantasan judi online yang berdampak luas pada perekonomian dan sektor keuangan, OJK telah meminta bank melakukan pemblokiran terhadap ± 8.618 rekening (sebelumnya: ± 8.500 rekening) dari data yang disampaikan oleh Kementerian Komunikasi dan Digital (Kenkomdigi),” urai Biger.
Selain itu pihaknya melakukan pengembangan atas laporan tersebut dengan meminta perbankan melakukan penutupan rekening yang memiliki kesesuaian dengan Nomor Identitas Kependudukan (NIK) serta melakukan Enhance Due Diligence (EDD).
Perkembangan Pasar Modal
Di tengah beragam tantangan ketidakpastian geopolitik global dan momentum tahun politik di dalam negeri, sepanjang tahun 2024 perkembangan Pasar Modal Indonesia tetap menunjukkan menunjukkan resiliensinya.
Hal tersebut ditunjukkan dengan tren positif pada berbagai indikator seperti stabilitas pasar, tingkat aktivitas perdagangan, jumlah penghimpunan dana, serta peningkatan jumlah investor ritel dengan pesat.
Jumlah investor pasar modal di wilayah kerja OJK Malang mencapai 297.815 Single Investor Identification (SID) pada Desember 2024 atau tumbuh sebesar 13,23 persen secara yoy dibandingkan tahun sebelumnya sebanyak 263.021 SID. Sebanyak 99,86 persen dari total investor merupakan investor individu dan 34,68 persen diantaranya berdomisili di Kota Malang.
“Antusiasme investor ritel terhadap obligasi ritel negara masih cukup besar di tengah dinamisnya ekonomi domstik dan tingginya ketidakpastian global. Hal tersebut tecermin dari peningkatan SID Surat Berharga Negara (SBN) sebesar 19,05 persen dari posisi yang sama tahun sebelumnya atau mencapai 29.042 SID,” urai Biger.
Jumlah nasabah reksa dana juga meningkat signifikan sebesar 164,27 persen secara yoy. Daerah Tingkat II di wilayah kerja KOJK Malang yang mencatatkan nilai penjualan reksa dana tertinggi adalah Kota Malang dengan total transaksi sebesar Rp296,53 miliar dan kemudian diikuti dengan Kabupaten Malang sebesar Rp36,47 miliar.
“Rata-rata nilai transaksi saham mencapai Rp3.945 miliar selama bulan Desember 2024. Angka tersebut meningkat 34,25 persen secara yoy, dimana rata-rata nilai tahun sebelumnya adalah sebesar Rp2.938 miliar,’ ungkap Biger.
Kebijakan Pengembangan dan Penguatan Sektor Jasa Keuangan (SJK) serta Infrastruktur Pasar
OJK terus memperkuat pengawasan dan pelindungan investor pasar modal, diantaranya melalui aplikasi OJK OSIDA PMDK (Pasar Modal, Keuangan Derivatif dan Bursa Karbon) yang memanfaatkan Big Data Analytics Pasar Modal (BDA PM).
“Pada saat peluncuran di Februari 2025, BDA PM telah mencakup informasi mengenai Investor Profile dan clustering Perusahaan Efek (PE). Pengembangan OSIDA PMDK merupakan salah satu sasaran strategis Destination Statement OJK tahun 2022-2027 dan sejalan dengan roadmap pasar modal Indonesia 2023-2027 pilar pengembangan dalam rangka pelindungan konsumen,” pungkasnya.(say/yn)