Berita inflasi

Turunnya Harga Bahan Pokok Picu Deflasi di Kota Malang

Klojen (malangkota.go.id) – Turunnya harga pada kelompok makanan, minuman dan tembakau memicu terjadinya deflasi di Kota Malang pascainflasi pada dua bulan terakhir. Hal ini disampaikan Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Malang, Umar Sjaifudin dalam Rilis Berita Resmi Statistik (BRS) yang dilaksanakan secara hibrida dari Ruang Ngalam Command Center (NCC) Balai Kota Malang, Senin (2/6/2025).

Wali Kota Malang Wahyu Hidayat, Sekda Kota Malang Erik Setyo Santoso, dan Kepala BPS Kota Malang Umar Sjaifudin saat Rilis BRS Kota Malang di Ruang NCC Balai Kota Malang

Umar menyebut kelompok tersebut di atas mengalami deflasi sebesar 0,82% dan memberikan andil terbesar terhadap inflasi bulanan yakni 0,24%. Penurunan beberapa komoditas pangan seperti cabai rawit, bawang merah, cabai merah, bawang putih dan daging ayam mempengaruhi deflasi pada kelompok ini.

“Kelompok lain yang juga mendorong terjadinya deflasi adalah kelompok transportasi yang mengalami penurunan harga sebesar 0,12% dengan andil deflasi sebesar 0,22%. Sementara itu kelompok penyumbang inflasi di bulan Mei 2025 adalah tomat, tarif pulsa ponsel, dan beras,” tambahnya.

Lebih lanjut Umar manambahkan, Kota Malang pada bulan Mei 2025 mengalami deflasi bulanan (month-to-month) sebesar 0,21% setelah dua bulan sebelumnya Kota Malang mencatat inflasi. Angka deflasi yang terjadi pada bulan ini dijelaskan Umar, seiring dengan tren yang terjadi di tingkat Provinsi Jawa Timur dan nasional yang juga mengalami deflasi yaitu sebesar 0,34% dan 0,37%.

Tidak hanya itu, sebaran inflasi bulanan di Jawa Timur pada bulan Mei 2025 secara month-to-month mencatat seluruh kabupaten/kota mengalami deflasi. “Jika dibandingkan dengan seluruh kota di Jawa Timur, deflasi Kota Malang berada di urutan pertama yang paling rendah, dan yang paling dalam yaitu di Sumenep yaitu 0,79%,” terangnya.

Secara year to date atau inflasi kumulatif dari bulan Januari ke bulan Mei, inflasi Kota Malang adalah sebesar 0,94%. Angka ini lebih tinggi dari provinsi yaitu 0,89%, namun lebih rendah dibanding angka nasional sebesar 1,19%. Sedangkan inflasi Kota Malang secara year on year mencapai 1,36% lebih tinggi dibanding Jawa Timur yang sebesar 1,20%, namun lebih rendah dari angka nasional sebesar 1,60%.

Menanggapi hal tersebut, Wali Kota Malang Wahyu Hidayat yang turut hadir dalam Rilis BRS ini menyampaikan apresiasinya kepada BPS Kota Malang yang senantiasa konsisten dalam menyajikan data dan informasi statistik yang akurat, relevan dan terpercaya.

Terkait dengan data yang disajikan dalam Rilis BRS ini, Wahyu menyampaikan bahwa secara umum harga-harga kebutuhan pokok di Kota Malang masih dalam kondisi terkendali. Meski begitu Wahyu mengingatkan untuk tetap waspada dan terus melakukan monitoring agar inflasi tetap terjaga. Deflasi yang terjadi di Kota Malang menurutnya juga bukanlah suatu tren yang negatif.

“Kan ada beberapa faktor yang membuat deflasi, salah satunya setelah Hari Raya. Tapi kita akan terus monitor dan cek bagaimana bisa menaikkan kembali deflasi ini walaupun secara umum tergolong aman,” tutupnya. (iu/yn)

Leave a Comment

Your email address will not be published.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

You may also like

Skip to content