Kedungkandang (malangkota.go.id) – Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat bersama jajaran Pemerintah Kota Malang mengunjungi rumah keluarga Nia Maulida (10) di Jalan Kyai Parseh Jaya, Kelurahan Bumiayu, Kota Malang yang dilaporkan hanyut di aliran Sungai Brantas, Selasa (17/6/2025). Dalam kunjungannya ini, Wali Kota Wahyu menyampaikan rasa duka yang mendalam atas musibah yang menimpa keluarga Nia.

Wahyu mengungkapkan saat ini tim SAR gabungan masih terus melakukan pencarian terhadap korban yang dilaporkan hanyut pada hari Senin (16/6/2025). “Saya sudah berbicara langsung dengan orang tua korban. Kondisinya masih belum stabil, dan kami akan terus memberikan dukungan, baik secara emosional maupun dalam proses pencarian,” tutur Wahyu.
Pencarian dilakukan dengan melibatkan enam tim gabungan, terdiri dari tim penyusur sungai menggunakan perahu rafting dan tim darat yang menelusuri sepanjang aliran Sungai Brantas. Tim SAR gabungan beserta relawan bekerja secara terkoordinasi dan membagi wilayah pencarian. “Upaya maksimal terus dilakukan. Kita semua berharap agar segera ada kepastian keberadaan korban,” ucap Wahyu.
Wali Kota Malang pada kesempatan ini juga mengapresiasi partisipasi masyarakat yang turut melakukan pencarian korban, serta yang terlibat di dapur umum Posko Tim SAR Gabungan. Wahyu pun berpesan kepada warga masyarakat akan pentingnya kewaspadaan terhadap risiko aktivitas di sekitar aliran sungai. “Kami berharap ini bisa menjadi pelajaran bersama, bahwa bermain di tepi sungai sangat berbahaya, apalagi bagi anak-anak,” pesannya.
Sementara itu, Koordinator Unit Siaga SAR Malang Raya, Yoni Fahriza, menjelaskan bahwa pada hari kedua pencarian, tim dibagi menjadi dua regu. Regu pertama bertugas menyusuri sungai menggunakan lima perahu rafting dengan total 25 personel, dan menjelajahi aliran sejauh lima kilometer dari titik awal korban hanyut.
Sedangkan regu kedua merupakan tim darat yang terdiri dari tiga sub-tim dengan 30 personel. Mereka ditempatkan di titik-titik yang dianggap strategis untuk melakukan pemantauan dari tepi sungai. “Jika tim darat melihat tanda-tanda keberadaan korban, mereka akan segera melapor ke posko agar tim perahu bisa melakukan evakuasi,” kata Yoni.
Yoni mengakui bahwa proses pencarian di Sungai Brantas menghadapi sejumlah kendala, mulai dari kontur sungai yang berbatu dan licin, banyaknya tumpukan sampah yang menghambat visibilitas, hingga arus sungai yang deras dan air yang keruh.
“Operasi pencarian dilakukan dari pukul 07.00 WIB sampai 16.00 WIB. Jika ada tanda-tanda korban di luar waktu itu, tim akan segera dikerahkan. Tapi di luar itu, kami fokus menyusun strategi untuk operasi pencarian hari berikutnya,” jelasnya. (cah/tn)