Klojen (malangkota.go.id) – Festival Malang Tempo Doeloe (MTD) 2017 kembali digelar di Jalan Ijen Simpang Balapan Kota Malang, Minggu (12/11). Gelaran acara ini dimulai sejak pagi pukul 08.00 WIB – 23.00 WIB yang dipenuhi pengunjung hingga acara berakhir.
MTD ini mengingatkan warga Kota Malang akan kehidupan masa lalu dan perjuangan melawan penjajahan kolonial. Acara ini juga dihadiri oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Prof. Dr. Muhadjir Effendy, M.AP, anggota DPRD Provinsi Jatim Dra. Sri Untari, M.AP, dan dibuka langsung oleh Wali Kota Malang H. Moch Anton.
Adapun tema yang diangkat dalam MTD 2017 ini adalah “Kelapa Jadi Apa? Sehingga masyarakat yang ikut memeriahkan membawa perlengkapan berupa kelapa dan parutan. Untuk mengawali kegiatan memarut kelapa dipimpin langsung oleh Muhadjir Effendy dengan memarut kelapa bersama-sama di atas panggung yang diikuti oleh peserta lainnya.
Pengunjung Malang Tempo Doelou Hariyanto mengaku senang sekali saat berlibur di Malang bertepatan saat Malang Tempo Doelou digelar. Sayangnya pagelaranya hanya sehari, seandainya digelar sepekan seperti yang dahulu di Jl Ijen tentu lebih menarik.
Muhadjir Effendy menyambut baik adanya pagelaran Malang Tempo Doeloe 2017 yang merupakan kerja sama Yayasan Inggil dan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Malang. Kegiatan ini merupakan bagian dari upaya pendidikan budaya kepada masyarakat untuk tidak pernah lupa akan sejarah dan budaya bangsa.
“Saya berharap kegiatan seperti ini digelar setiap tahun. Acara ini sangat bagus untuk mengedukasi masyarakat terkait sejarah dan budaya,” terang Muhadjir.
Peran sejarah disebutkan Muhadjir, sangat penting untuk diingat agar warga tidak kehilangan jati diri dalam menatap masa depan. Banyak sejarah besar terlahir dari Kota Malang dan tidak kalah dengan Kota Pahlawan yang selama ini disebut Surabaya. Kota Malang memiliki sejarah kerajaan tertua di Jawa Timur berasal dari Kota Malang yaitu Kerajaan Gajayana.
Demikian juga untuk candi tertua di Jawa Timur, juga ada di Kota Malang yaitu Candi Badut. Begitu juga dengan semangat perjuangan arek-arek Malang merebut kemerdekaan, tidak kalah dahsyat dengan Surabaya. Kota Malang, lanjutnya, punya pahlawan TRIP atau tentara pelajar yang hanya satu-satunya di Indonesia.
Sementara itu, Wali Kota Malang yang biasa disapa Abah Anton mengatakan dalam sambutannya menyebut bahwa MTD 2017 bisa terselenggara adalah bukti kerja sama antara semua pihak. Antusiasme masyarakat Malang yang luar biasa ini merupakan bukti nyata jika Malang Tempo Doeloe sudah menjadi ikon.
“Saya sangat mendukung even ini, sebab selain bisa menjadi ajang pengenalan sejarah dan budaya juga bisa berimbas kepada perputaran roda ekonomi. Kami berharap ke depan even-even seperti ini bisa terus digelar,” ujar Abah Anton.
Tak hanya itu, salah satu pengunjung MTD 2017 Hariyanto mengaku sangat senang bisa hadir langsung melihat meriahnya gelaran acara MTD 2017 yang luar biasa ini. Sebagai anak Malang di perantauan, dia sangat bahagia bisa menyaksikan.
“‘Acara seperti merupakan suatu kebanggaan untuk kami sebagai anak Malang yang tinggal di perantauan. Tentu ini mengingatkan kami pada masa lalu warga Malang dalam segala hal,” tutupnya. (cah/ram)