Klojen (malangkota.go.id) – Dari beberapa kota dan perguruan tinggi di Indonesia, Universitas Brawijaya (UB) Malang menjadi salah satu universitas prioritas bagi Netherlands Education Support Office (Nuffic Neso) Indonesia untuk menyosialisasikan program beasiswanya. Perwakilan Nuffic Neso Indonesia hadir di UB Malang, Jumat (17/11).
Koordinator Tim Beasiswa Nuffic Neso, Indy Hardono mengatakan, pihaknya ingin melihat banyak pemuda dari Kota Pelajar ini meraih kesempatan melanjutkan studi di Belanda dengan beasiswa StuNed. StuNed adalah singkatan dari Studeren in Nederland atau dalam bahasa Indonesia adalah studi di Belanda ini merupakan beasiswa penuh yang seluruh kebutuhan studinya akan ditanggung.
Nuffic Neso Indonesia adalah organisasi non-profit yang ditunjuk resmi dan didanai oleh pemerintah Belanda untuk menangani berbagai hal yang berkaitan dengan pendidikan tinggi Belanda. Neso Indonesia adalah perwakilan Nuffic, organisasi Belanda yang menangani kerja sama internasional di bidang pendidikan tinggi.
Neso Indonesia menyediakan informasi serta memberikan konsultasi secara cuma-cuma mengenai lebih dari 2.100 program studi yang diberikan dalam bahasa Inggris. Neso Indonesia juga memprakarsai dan memfasilitasi kerja sama di bidang pendidikan tinggi antara institusi di Indonesia dan Belanda.
Bersama dengan Kedutaan Besar Kerajaan Belanda di Indonesia, setiap tahun Neso Indonesia menawarkan program beasiswa bagi sekitar 200 warga negara Indonesia dalam bentuk program master dan pelatihan.
“Saat ini, kami sudah mulai membuka pendaftaran untuk program master dan short course. Yang penting diingat, StuNed adalah beasiswa berbasis prestasi yang berfokus pada keunggulan (keunggulan akademik, jenjang karir, penghargaan dan prestasi penting lain) dan keterkaitan dengan area prioritas kerjasama bilateral antara Belanda dan Indonesia,” urai Indy.
Beasiswa StuNed terus berupaya untuk memberikan kesempatan lebih banyak bagi warga negara Indonesia untuk dapat melanjutkan studi di Belanda. “Untuk itu sejak tahun 2016 StuNed telah menjalin kerjasama co-funding dengan beberapa perguruan tinggi di Belanda. Peluang kerjasama co-funding ini juga terbuka untuk individu (pelamar) dan institusi baik swasta dan pemerintah,” ungkap perempuan berkacamata itu.
Adapun empat program studi yang dibuka yaitu pertama perdagangan internasional, keuangan, ekonomi, kedua transportasi, (Agro)logistik dan infrastruktur, ketiga keamanan dan penegakan hukum, serta yang keempat adalah agro-pangan dan hortikultura. Menurut Indy, ini hanya irisan besarnya saja, karena didalamnya masih banyak program studi yang bisa ditempuh para calon mahasiswa yang akan belajar di Belanda nantinya.
Tenggat pendaftaran untuk tahun depan adalah 15 Maret 2018 untuk program Master, dan 6 Januari 2018 untuk Short Course. Selain harus memiliki surat penerimaan dari universitas di Belanda, kandidat harus memiliki skor IELTS minimal 6 untuk master, serta IELTS minimal 5,5 untuk short course.
Lebih jauh Indy menyampaikan, 13 dari 14 perguruan tinggi di Belanda berkelas internasional dan masuk kelas dunia, sehingga untuk mutu serta kualitasnya tidak perlu diragukan lagi.
“Hubungan emosional dan berbagai persamaan Indonesia dengan Belanda juga menjadi acuan seperti halnya banyak nenek moyang orang Belanda berasal dari Indonesia,” jelasnya.
Informasi lebih lanjut mengenai StuNed dan program studi di Belanda dapat diakses di www.nesoindonesia.or.id/stuned. Calon mahasiswa Indonesia juga dapat menghubungi staf Nuffic NESO Indonesia untuk konseling gratis. (say/yon)