Klojen (malangkota.go.id) – Tim Verifikasi Kota Sehat Nasional mengunjungi Kota Malang. Tim verifikasi ini diterima di Ruang Sidang Balai Kota Malang, Senin (9/9/2019).
Wali Kota Malang Drs. H. Sutiaji dalam sambutannya menyampaikan keoptimisan Kota Malang untukkembali meraih prestasi.
Sutiaji mengungkapkan Kota Malang memiliki komitmen tinggi untuk bisa menjadikan kota ini semakin nyaman untuk ditinggali.
Dengan segala potensi yang dimiliki, kota yang dikenal sebagai Kota Pendidikan ini terus berbenah dari hari ke hari agar semakin baik. “Kota Malang saat ini memiliki rangking pertama sebagai kota yang menjadi tujuan pendidikan,” jelas Sutiaji, Senin (9/9).
Ini membuktikan Kota Malang adalah kota yang menarik dan nyaman sebagai tempat menempuh pendidikan dari berbagai masyarakat di Indonesia bahkan dunia. Kota ini juga terus menggelorakan semangat pembangunan 10-0-100 agar bisa mengatasi kekumuhan.
Dari semula ada sekitar 608 hektar wilayah kumuh di Kota Malang, di tahun 2018 tinggal tersisa 100 hektar saja. Dengan terus ditangani secara berkesinambungan, harapannya 2020 Kota Malang sudah bebas dari wilayah kumuh.
“Kami sudah anggarkan untuk mengatasi kampung kumuh di Kota Malang. Tahun 2020 kami berharap semuanya sudah selesai,” harapnya.
Bukan hanya itu saja, untuk pelayanan air bersih di Kota Malang saat ini sudah mencapai angka 93 persen dari total penduduk di Kota Malang. Tahun ini juga diharapkan semua masyarakat Kota Malang sudah bisa menikmati pelayanan air bersih.
Melalui kerja sama antara PDAM, Dinas Kesehatan, dan Satpol PP diharapkan tahun ini Kota Malang bisa semakin baik di berbagai bidang termasuk di bidang kesehatan dan pelayanan kepada masyarakat. Untuk itu masuknya Kota Malang ke lomba sehat tingkat nasional ini adalah sesuatu yang perlu untuk disyukuri.
“Dalam lomba kelurahan Kota Malang sudah tujuh kali berturut-turut menjadi juara. Saya berharap dalam lomba sehat tingkat nasional ini Kota Malang kembali meraih yang terbaik,” ucapnya.
Sementara itu tim verifikasi Lomba Kota Sehat Nasinal, Endang Widiastuti mengungkapkan bahwa untuk persyaratan dokumen, Kota Malang sudah 90 persen memenuhinya.
“Dengan datang langsung ke kota ini kami ingin melihat secara nyata apakah apa yang ada di dokumen seperti kenyataan di lapangan,” terang Endang. (cah/yon)
