Sukses mengembangkan TK, SD dan SMPI, Lembaga Pendidikan Islam Sabilillah Malang kembali membuat gebrakan istimewa pada akhir tahun 2013. Sekolah yang bernafaskan Islam ini secara resmi mendirikan SMA Islam Sabilillah, Sabtu (14/12).
Hadir dalam peletakan batu pertama SMA Islam Sabilillah Wali Kota Malang, H. Moch. Anton beserta istri bersama tokoh masyarakat. Selain dihadiri Ketua Dewan Pembina Prof. Dr. KH. Muhammad Tholhah Hasan, kegiatan ini juga dihadiri para alim ulama, di antaranya KH. Marzuki Mustamar.
Dalam kesempatan ini juga dipresentasikan secara detail pengembangan SMAI Sabilillah. Di mana, nantinya SMA Sabilillah juga memiliki kolam renang sendiri.
Ketua tim pengembang LPI Sabilillah, Ahmad Rofiudin mengungkapkan bersyukur bisa melaksanakan agenda peletakan batu pertama SMAI Sabilillah sesuai dengan rencana pada tahun 2013. Sebelum kini siap dibangun, pendidikan di Sabilillah sudah dirancang sebaik mungkin untuk jangka panjang.
“TK Sabilillah didirikan 30 tahun lalu, berikutnya SDI, SMPI dan kini SMAI Sabilillah didirikan,” terang Rofiudin, Sabtu (14/12).
Rofiudin mengatakan saat ini sekolah memang sudah banyak, tetapi Sabilillah tetap mendirikan sekolah tentu memiliki banyak pertimbangan. Di antaranya untuk mencetak generasi emas saat usia Indonesia nanti satu abad pada tahun 2045.
Dengan adanya SMAI Sabilillah nanti, diharapkan bisa mencetak generasi yang tidak hanya hebat dalam olah pikir saja. Lebih dari itu, adanya sekolah ini diharapkan bisa mencetak generasi yang hebat dalam olah hati juga olah fisik, dimana landasannya adalah Quran dan hadits.
Tholhah Hasan mengaku, didirikannya SMA Islam Sabilillah ini tak lepas dari banyaknya permintaan dan dorongan orang tua siswa. Di mana selama ini, setelah lulus dari TK, SD, SMP orang tua banyak yang masih bingung kemana anaknya melanjutkan studi.
“Selama ini sudah terbukti TK, SD dan SMPI Sabilillah sudah baik dan berkualitas, untuk SMAI Sabilillah juga harus lebih baik lagi,” terang Tholhah Hasan.
Kalau dahulu ada istilah elek-elek asal milik sendiri, kini harus diubah. Sekolah Islam Sabilillah harus benar-benar berkualitas, baik guru, gedung, fasilitas, dan sistem lingkungan untuk bisa melahirkan pemimpin-peminmpin yang berkualitas.
“Tahun 2045 kurang 32 tahun lagi, berarti anak-anak yang menjadi pemimpin saat itu adalah anak-anak yang saat ini ada di bangku SD, SMP. Target kami, sebelum tahun 2025, guru di Sabilillah semuanya paling sedikit harus tamat dari jenjang S2,” terang Tholhah.
- Marzuki Mustamar mengakui, ia memiliki anak tujuh di mana anak pertama dan kedua yang merupakan alumni Sabilillah sangat nyata sekali kemampuannya. Menjalani pendidikan di sekolah ini kedua anak itu bisa berkembang dengan baik sesuai cita-cita.
“Bagusnya pendidikan di Sabillillah membuat saya tak ragu-ragu lagi menyekolahkan anak disini. Sebab dengan kekuatan ilmu, teknologi dan fisik yang dikembangkan Sabilillah menjadi bekal yang bagus bagi anak menghadapi problem hidup yang semakin hari semakin kompleks,” tegas Marzuki. (cah/dmb)